Suara.com - Kemajuan teknologi membuat banyak budaya yang beragam bertemu dalam satu platform. Lewat interaksi di media sosial, membuat setiap penggunanya bisa bertukar budaya dengan yang lain.
Tapi situasi itu menjadi tantangan tersendiri, karena membuat budaya asli suatu masyarakat tergerus. Oleh sebab itu, dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Budayawan dan Pegiat Literasi M. Jadul Maula mengatakan dunia digital bisa memproduksi budaya sendiri dengan cara yang positif.
"Selain itu juga bisa memperkenalkan ke dunia luar budaya masyarakat kita, serta mempromosikan konten yang positif," kata dia dalam keteranganya.
Ia pun menekankan sebagai pelajar harus mencerminkan adat, bertanggung jawab, memberikan manfaat, dan membahagiakan orang lain. Sementara itu, Sultan Deli ke XIV, Tengku Mahmud Aria Lamantjiji yang membawakan materi Budaya Digital mengatakan Budaya Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.
Baca Juga: Etika Digital Ini Penting Dipahami Saat Pakai Media Sosial, Warganet Mesti Tahu
“Mewujudkan nilai-nilai pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital. Salah satunya yakni mendukung produk dalam negeri dengan cara bangga menggunakan produk dalam negeri, memberi feedback yang positif, turut mempromosikan, dan menjadi pelaku usaha,” ujarnya.
NNaadyaps yang merupakan seorang content creator dan Key Opinion Leader (KOL), juga memaparkan jika dalam bermedia digital dituntut untuk memahami aplikasi perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mampu menggunakan mesin pencari, paham aplikasi, serta tahu dompet digital dan lokapasar.
“Jadi kesimpulanya kita bisa melek digital, kita tahu, paham, perangkat lunak. Dalam menggunakan perangkat digital kita juga harus tahu cara melindungi perangkat digital kita,” jelasnya.
Sebagai informasi m enurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia. Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan sehari-hari. Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.