Mengenal Thrifting, Tren Belanja Baju Bekas Impor yang Disebut Kemenparekraf Bisa Ancam Brand Fesyen Lokal

Selasa, 13 September 2022 | 13:02 WIB
Mengenal Thrifting, Tren Belanja Baju Bekas Impor yang Disebut Kemenparekraf Bisa Ancam Brand Fesyen Lokal
Ilustrasi thrift shop. (Unsplash/Nilay Sozbir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Warga memilih pakaian bekas layak pakai (thrifting) yang dijual di Mal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga memilih pakaian bekas layak pakai (thrifting) yang dijual di Mal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Terlebih thrifting sangat mendukung kampanye zero waste yang bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan. Dengan berbelanja barang bekas, kita dapat memberikan suara dengan uang kita sebagai untuk tidak mendukung industri yang menghasilkan polusi dan berton-ton limbah. 

Berikut adalah beberapa dari banyak alasan mengapa thrift lebih baik daripada membeli barang baru seperti dilansir Goodwill.

1. Menghemat Sumber Daya

Penciptaan hal-hal baru membutuhkan banyak sumber daya, terutama di dunia mode cepat dan hiperkonsumerisme saat ini. Beberapa dari sumber daya alam digunakan pada tingkat yang lebih cepat daripada yang dapat diproduksi dan tidak dapat diperbarui. Ketika datang ke pakaian, elektronik, dan barang-barang rumah tangga lainnya, dibutuhkan banyak air dan energi untuk membuat barang-barang ini. 

Ketika kita melakukan thrifting, kita tidak secara langsung mendukung permintaan barang baru untuk dibuat, dan ini berdampak positif karena sumber daya dan energi sudah digunakan untuk membuat barang itu. Khusus untuk pakaian dan tekstil, lebih sedikit kain yang terbuang, dan jejak air suatu barang menjadi lebih sedikit karena umur barang diperpanjang.

2. Lebih Sedikit Barang yang Dibuang

Kita tidak hanya menggunakan lebih sedikit sumber daya ketika kita thrifting, tetapi secara keseluruhan, lebih sedikit barang yang dibuang juga. Berbelanja barang bekas adalah cara yang bagus untuk memberikan rumah baru bagi beberapa barang keren yang akan berakhir di tempat sampah. 

Dalam masyarakat konsumerisme saat ini, orang sering membeli barang tanpa menyadari bahwa mereka tidak benar-benar membutuhkannya, dan dengan barang yang murah dan mudah dijangkau, orang cenderung membuangnya. Untuk membantu mengurangi dampak hal ini terhadap lingkungan, kita dapat memilih untuk menyumbangkan barang-barang daripada membuangnya dan mempertimbangkan untuk mencari barang bekas saat kita membutuhkan sesuatu.

3. Kurangnya Polusi Kimia

Baca Juga: Penjualan Barang Awul-awul di DIY Fantastis, Capai Rp5,87 Miliar

Dibutuhkan banyak manufaktur dan pengolahan untuk dapat menciptakan barang baru. Dalam hal pakaian, tekstil perlu ditanam menggunakan pestisida, dan kemudian kain tersebut diperlakukan dengan bahan kimia dan pewarna yang keras yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga bagi kesehatan kita. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI