Pernah Punya Baju Tiba-Tiba Menyusut? Desainer Sebut Kain Stres Jadi Penyebabnya

Rabu, 07 September 2022 | 14:48 WIB
Pernah Punya Baju Tiba-Tiba Menyusut? Desainer Sebut Kain Stres Jadi Penyebabnya
Ilustrasi Baju menyusut. (Pixabay/mpkino)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desainer menyebut baju yang tiba-tiba menyusut terjadi karena kain stres. Apa maksudnya? Simak penjelasannya berikut ini.

Kondisi baju bisa tiba-tiba berubah seiring waktu. Bukan sekadar warnanya luntur, tapi juga bisa jadi bentuknya agak menyusut. Desainer mengungkap hal itu terjadi karena kain stres.

Desainer Firdaus Franklin menjelaskan, kebanyakan pakaian berasal dari tumbuhan. Seperti, katun dan serat yang berasal dari tumbuhan.

Ilustrasi Baju menyusut. (pixel.com/ArtemBeliaikin)
Ilustrasi Baju menyusut. (pixel.com/ArtemBeliaikin)

"Mereka juga makhluk hidup, bernyawa. Kita tidak boleh asal potong. Percaya gak percaya, karena mereka bisa stres," kata Firdaus dalam temu media secara virtual beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Rawat Kain Tradisional Agar Tetap Awet, Desainer Sarankan Cuci Pakai Sampo

"Makanya pernah gak, beli baju tiba-tiba menyusut? Itu karena kainnya dipotong saat sedang stres," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Firdaus menyarankan, sebelum memotong kain untuk dijadikan pakaian, sebaiknya kain dibentangkan dulu selama satu malam. Tujuannya, untuk mengistirahatkan kain. Hal itu pula yang selalu ia lakukan pada setiap pembuatan produk Franksland.

"Katun, serat itu kan dari tumbuhan. Diritual saya, di Franksland kain itu harus istirahat, harus tidur dulu sebeljm dipotong," ucapnya.

Selain memperlakukan kain sebagai makhluk hidup, Firdaus juga berusaha agar pembuatan baju yang dilakukannya meminimalkan mungkin menyisakan sampah. Diakuinya kalau industri fashion termasuk penyumbang kedua terbanyak untuk limbah produksi yang mencemari lingkungan.

"Kebetulan di fashion saya, kita punya etika maksimumnya tidak ada waste, tidak banyak bahan terbuang. Dan kita tidak pernah lakukan stok. Kalau pun ada sisa, dalam kondisi begini kita jadikan masker. Atau kain perca digabung-gabung dijadikan blanket," tuturnya.

Baca Juga: Desainer Ungkap Keunikan Kain Tradisional Kalimantan: Colofull Tanpa Terlihat Norak

Pemilihan bahan juga jadi pertimbangan. Produk Franksland sendiri, kata Firdaus, sebisa mungkin menghindari penggunaan bahan poliester.

"Dan di kita usahakan jangan pernah pakai poliester karena itu plastik. Plastik panas dan plastik tidak memua dengan gampang memuai. Itu yang bisa saya lakukan," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI