Hindari Thrifting Impor! Kemenparekraf Sebut Baju Bekas dari Luar Negeri Mengancam Brand Fashion Lokal

Selasa, 06 September 2022 | 21:12 WIB
Hindari Thrifting Impor! Kemenparekraf Sebut Baju Bekas dari Luar Negeri Mengancam Brand Fashion Lokal
Ilustrasi thrifting impor dari luar negeri. (Unsplash/Becca McHaffie).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengakui jika baju bekas atau baju thrifting dari luar negeri jadi salah satu ancaman brand fashion lokal.

Ini karena baju hasil thrifting cenderung lebih murah, sehingga jadi pilihan baru bagi masyarakat Indonesia.

"Sebenarnya iya, tetapi ya itu tadi kita nggak menafikan bahwa memang di setiap ini ada risiko," ujar Direktur Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti saat ditemui suara.com di acara Tokopedia beberapa waktu lalu.

Warga memilih pakaian bekas layak pakai (thrifting) yang dijual di Mal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga memilih pakaian bekas layak pakai (thrifting) yang dijual di Mal Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Sayangnya menurut Yuana, Kemenparekraf belum ada pembahasan khusus terkait hal ini, tapi ia berjanji akan memberikan awareness dan edukasi kepada masyarakat terkait baju bekas yang bisa mengancam brand fashion lokal.

Baca Juga: Promosikan Pariwisata dan Film Indonesia,Kemenparekraf Gandeng Netflix

"Lebih murah dan juga impor dari luar. Mungkin kita juga harus tanya ke Kemenperin ya tentang perindustrian, dan juga Kemendag, aturannya ada atau nggak untuk melarang itu sih yang kemudian menjadi tantangan buat kita," ungkap Yuana.

Meski begitu, Yuana juga memastikan belum ada satupun brand lokal yang merasakan dampak terkait baju bekas hasil thrifting, tapi bukan tidak mungkin bisa jadi ancaman di kemudian hari.

"Nah ini bagaimana sekarang kita memberikan pengertian kepada masyarakat untuk terus meyakinkan mereka, bahwa brand lokal ini bagus bagus sebenarnya, lebih ke edukasi sih, jadi itu si mbak, edukasi," tutur Yuana.

Apalagi menurutnya selain mengancam brand lokal, ada juga ancaman kesehatan yang membayangi baju thrift, seperti bakteri yang terbawa dari luar negeri karena tidak bisa menjamin bahwa baju tersebut bersih.

"Dan itu baju thrifting itu belum tentu dicuci lho. itu kan jadi penyakit juga, jadi ya edukasi penting," ungkapnya.

Baca Juga: 5 Tips Membersihkan Baju Thrift, Hilangkan Bau Apek dan Kuman

Selebihnya saat ini, kata Yuana, Kemenparekraf sudah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan penjualan brand fashion lokal di Indonesia, dengan berbagai program seperti Bangga Buatan Indonesia.

"Bangga Buatan Indonesia ini kan, kenaikan kemarin Harbolnas kan kenaikannya sangat massif, kalau nggak salah sampai Rp 8 triliun ya untuk produk lokal. Itu keren banget dan itu ternyata berhasil loh kampanye ‘bangga buatan Indonesia’ ini lumayan," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI