Suara.com - Isu mengenai hubungan spesial pengacara Sunan Kalijaga dengan artis Jennifer Dunn 13 tahun lalu ternyata menimbulkan trauma bagi Salmafina Sunan.
Salmafina Sunan yang ketika itu masih berusia 10 tahun sebenarnya tidak benar-benar memahami situasi yang terjadi kala itu.
"Ada skandal yang cukup traumatis bagiku. Kan ayahku pernah ada skandal dengan salah satu kliennya, yang aktris. Itu tersebar luas dan semua orang membicarakannya," kata Salmafina Sunan dalam video di Daniel Mananta Network yang tayang pada Senin (5/9/2022).
Meski coba mencari penjelasan dari orang dewasa di sekitarnya, terumasuk orangtuanya, Salmafina Sunan kecil ketika itu tetap merasa tidak mendapatkan jawaban.
Baca Juga: Salmafina Ungkit Skandal Perselingkuhan sang Ayah: Apakah Ini Karma yang Harus Kubayar?
"Aku mempertanyakan semuanya, tapi nggak ada yang bisa jawab. Aku tanya (ke ayah) tapi memang nggak ada yang bisa menjelaskannya," ujar Salmafina Sunan dalam bahasa Inggris.
Trauma semasa kecil memang bisa terjadi akibat peristiwa yang dialami oleh anak menimbulkan rasa takut, cemas, hingga mengancam jiwa. Terkadang disebut juga sebagai pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan, ada banyak pengalaman berbeda yang dapat menyebabkan trauma.
Verry Well pernah membuat sebuah laporan yang menyatakan bahwa anak yang terus-menerus alami stres, seperti tinggal di lingkungan yang berbahaya atau menjadi sasaran perundungan, juga bisa jadi penyebab munculnya trauma, meski mungkin hanya terasa seperti kehidupan sehari-hari bagi orang dewasa.
Trauma masa kecil bahkan juga bisa dipicu tidak hanya akibat pengalaman yang terjadi langsung pada anak. Menyaksikan orang yang dicintai mengalami masalah kesehatan utama, juga bisa jadi traumatis bagi anak-anak.
Peristiwa maupun penyebab lain yang pemicu trauma tersebut mungkin memang dilupakan hingga dewasa. Namun, bukan berarti perasaan trauma tersebut tidak bisa dihilangkan.
Seseorang yang memiliki trauma masa kecil dapat mengatasi perasaan tersebut secara perlahan dengan lakukan tiga langkah berikut.
1. Kenali traumanya
Orang dewasa harus mengakui pengalaman masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan itu sebagai trauma. Langkah ini penting untuk memahami bagaimana trauma telah memengaruhi dan mulai menerima bahwa itu baik-baik saja. Ini akan membantu mereka memberi makna pada kesulitan yang terjadi saat ini dan memahami perjuangannya.
2. Sabar dengan diri sendiri
Mengkritik diri sendiri dan rasa bersalah bisa menjadi hal yang sangat umum dialami orang dewasa dengan masa kecil traumatis. Berbagai pertanyaan mungkin muncul dalam benak sendiri, seperti mengapa saya bertindak seperti ini? Apa yang salah dengan saya? Pikiran itu perlu disikapi dengan cara yang lebih baik. Sebab berisiko sebabkan keputusasaan dan frustrasi.
Kuncinya di sini adalah dengan berhenti merasa tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Trauma masa kecil memang meninggalkan bekas luka. Tapi sama seperti semua luka, penting untuk meluangkan waktu untuk sembuh dengan benar. Bersabarlah dan kasihi diri sendiri.
3. Hubungi bantuan
Andalkan orang-orang terkasih untuk dukungan emosional dan pengertian. Dalam kasus ini, salah satu komponen utamanya adalah merasa didengar, dipahami, dan divalidasi.
Kita tidak boleh melupakan pentingnya mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih dalam perawatan trauma. Seorang dokter dapat membantu menyembuhkan luka yang dalam ini untuk meningkatkan hubungan. Mereka juga dapat membantu mengidentifikasi pola yang tidak sehat dan mekanisme penanggulangan, serta meningkatkan kesehatan mental.