Sejarah Istana Bogor yang Sedang Ditempati Jokowi: Peninggalan Belanda Hingga Sempat Rusak Berat

Selasa, 06 September 2022 | 16:52 WIB
Sejarah Istana Bogor yang Sedang Ditempati Jokowi: Peninggalan Belanda Hingga Sempat Rusak Berat
Istana Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo dikabarkan tidak berada di Jakarta, melainkan di Istana Bogor. Padahal, hari ini Selasa (6/9/2022) mahasiswa, buruh, dan masyarakat umum menolak kebijakan Jokowi terkait kenaikan harga BBM.

Istana Bogor memang kerap kali dijadikan tempat untuk berbagai agenda pemerintahan. Oleh karena itu, biasanya Presiden akan bolak-balik Bogor dan Jakarta tergantung agenda yang diadakan. Apa sejarah Istana Bogor yang perlu diketahui masyarakat?

Di samping itu, di balik Istana Bogor yang sering digunakan berbagai agenda, lokasi yang satu ini rupanya bekas peninggalan para penjajah Belanda.

Jokowi saat mengajak PM Australia Anthony Albanese menanam pohon Kamper di Istana Bogor. (Dok Sekretarian Kepresidenan)
Jokowi saat mengajak PM Australia Anthony Albanese menanam pohon Kamper di Istana Bogor. (Dok Sekretarian Kepresidenan)

Sejarah Istana Bogor

Baca Juga: Isu Demo, Presiden Jokowi bekerja dari Istana Kepresidenan Bogor

Mengutip situs Kementerian Sekretariat Negara RI, Istana Bogor menjadi lokasi Gubernur Jenderal Belanda, G.W. Baron van Imhoff untuk beristirahat. Sebelumnya lokasi ia beristirahat di Batavia. Namun, karena terlalu panas dan ramai, Baron mencari lokasi lain dan ini yang menjadi Istana Bogor.

Penemuan lokasi

Pada 10 Agustus 1744, Baron menemukan sebuah tempat yang strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe. Setelah itu, pada 1745 Gubernur Jenderal van Imhoff (1745-1750) memerintahkan membangun pesanggrahan di lokasi tersebut dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.

Pesanggrahan yang dibangun tersebut diberi nama Buitenzorg yang kini dikenal sebagai kota Bogor. Van Imhoff juga dikenal sebagai sosok yang rajin. Namun, pada akhir jabatannya, ia digantikan oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1750-1761).

Perlu diketahui, Istana Bogor juga pernah mengalami kerusakan pada pemberontakan perang Banten dibawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang yang terjadi pada tahun 1750-1754. Pasukan Banten ini dikatakan menyerang Kampong Baroe hingga membakarnya.Meski demikian, bangunan yang sudah dibangun itu kembali diperbaiki dengan arsitektur serupa.

Baca Juga: Didemo Massa Buruh dan Mahasiswa Soal Kenaikan BBM, Jokowi Pilih Bertahan di Istana Bogor

Sementara itu, pada kekuasaan Gubernur Jenderal Willem Daendels (1808-1811). Pesanggrahan yang telah dibangun diperluas dan dijadikan dua tingkat. Tidak hanya itu, perubahan juga terjadi pada pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826).

Kala itu di tengah gedung didirikan menara dan di sekelilingnya dijadikan Kebun Raya yang diresmikan pada 18 Mei 1817. Untuk kebun raya sendiri didirikan seorang guru sekaligus Direktur Urusan Pertanian, Kerajinan dan Ilmu-Ilmu di Hindia Belanda, C.G.C. Reinwardt.

Sempat rusak berat karena gempa

Pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang Istana tersebut sehingga rusak berat. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama yang terkena gempa, dihancurkan secara total.

Kemudian, bangunan tersebut dibuat kembali dengan arsitektur Eropa abad IX. Istana Bogor akhirnya diselesaikan pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856-1861). Istana ini juga dijadikan kediaman para Gubernur Jenderal Belanda.

Pengibaran bendera merah putih

Setelah Jepang menyerah pada sekutu, sekitar 200 pemuda Indonesia yang tergabung dalam Barisan Keamanan Rakyat (BKR) menduduki Istana Buitenzorg dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Namun, para pemuda dipaksa keluar setelah tentara Ghurka datang.

Namun, pada 1948 Istana Bogor kembali diserahkan pemerintahan Indonesia. Lalu pada Januari 1950 Istana Bogor resmi dipakai oleh pemerintah Indonesia saat ini, termasuk era Presiden Jokowi.

Seperti yang diketahui demonstrasi dilakukan di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta dan gedung DPR RI Senayan. Namun, sebab adanya agenda rapat di Istana Bogor, mengharuskan Jokowi menetap di sana.

Sementara itu, beberapa masyarakat menuduh jika Jokowi menghindari demonstrasi dengan diam menetap di Istana Bogor. Namun, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menyanggah jika Jokowi ke Istana Bogor untuk menghindari pengunjuk rasa.

"Enggak, enggak (menghindari). Dari minggu lalu terjadwal bahkan dari dua minggu yang lalu karena ada tamu negara hari Senin, kegiatan di sana terus bapak presiden lanjut di sana hari Selasa lanjut kegiatan di Bogor," kata Heru di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI