Suara.com - Pandemi Covid-19 tahun 2020 membawa perubahan besar dalam kehidupan. Salah satunya berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, dunia digital.
Perubahan yang mendadak ini ini telah mengguncang ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang digital silih berganti menghampiri seluruh masyarakat.
"Jumlah penduduk Indonesia 277 juta namun jumlah gawainya 370 juta, sehingga lebih banyak. Adopsi digital sangat luar biasa, namun jika adopsi ini tidak disertai dengan budaya digital maka tidak sepenuhnya dunia digital ini bisa menbawa berkah justru bisa mendatangkan bencana," ujar Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Devie Rahmawati saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, dalam keterangannya baru-baru ini.
![Ilustrasi media sosial.[Pixabay.com/MarieXMartin]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/08/31/24451-ilustrasi-media-sosialpixabaycommariexmartin.jpg)
Dari penelitiannya mengenai karakteristik budaya masyarakat digital, setidaknya ada 8 budaya yang dinilai tidak sehat, seperti budaya palsu mengedepankan hidup yang gaya, tidak membumi, budaya tanpa privasi, merasa bising dalam sepi, budaya lemah hati atau mudah baper, tinggi hati karena pamer, budaya haus apresiasi, serta budaya sensasi dan kontroversi.
Baca Juga: Ramai Kebocoran Data, Lakukan 6 Hal Ini untuk Melindungi Data Pribadi
Devie juga menyebut karakteristik masyarakat masa kini sangat banjir informasi. Jika dulu untuk melakukan riset saja harus pergi ke berbagai kampus dan dicatat semua informasi yang didapat.
Lebih jauh ia menjelaskan makna literasi digital sebagai ruang digital yang penggunanya mampu memanfaatkan berkahnya dan menghindari bencana.
Sesederhana itu agar lebih mudah dipahami, bermedia digital sebenarnya dapat mengikuti Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana dapat menerima segala perbedaan yang ada. Dengan semakin cakap digital masyarakat, maka dampaknya akan membuat masyarakat semakin produktif memanfaatkan sumber daya digital.
Program Makin Cakap Digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta/Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Baca Juga: Mengenal Perubahan Bisnis Konvensional ke Digital, Begini Penjelasannya