Suara.com - Pandemi Covid-19 mengubah proses belajar mengajar yang semula dilakukan secara tatap muka secara langsung beralih menjadi jarak jauh. Situasi ini menuntut para guru atau pengajar untuk memiliki kemampuan digital.
Hal itu seperti diungkapkan oleh Sutradara Film dan Dosen Politeknik Bima Madani Cikarang, Yudha Wibisono, dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan memaparkan jika video pembelajaran yang menarik dapat menumbuhkan minat anak dalam melakukan proses pembelajaran.
Ia menjelaskan bahwa video pembelajaran itu adalah sebuah tayangan yang bergerak yang disertai dengan suara sebagai bahan ajar untuk menyampaikan informasi, yang mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran.
“Dalam membuat video pembelajaran, ide dan konten dapat diperoleh dari kesukaan minat murid dalam membaca sebuah buku, baik itu komik, buku pembelajaran, novel, dll. Kemudian pengalaman pribadi dalam bapak ibu guru dalam proses pembelajaran, lalu ada kejadian sekitar, dan pertunjukan pameran seperti tarian, lukisan, dalam minat khusus kesenian,” ujar Yudha dalam keterangannya, baru-baru ini.
Baca Juga: 5 Lagu Populer Ini Bisa Jadi Media Belajar Konsep Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Apa Saja?
Sementara itu, Manager Ceritasantri.id, Aina Masrurin yang membawakan memaparkan jika terkait dengan etika hal minimal yang harus dikuasai adalah bisa menganalisis informasi, menyeleksi informasi, memahami, dan membentengi diri dari tindakan negatif, serta berpartisipasi dan berkolaborasi dengan berbagai pengguna media sosial yang terdapat di platform digital.
“Buatlah video dengan etis yaitu video yang selalu berisi tentang prinsip kemanusiaan, tepat sasaran, mengikuti aturan, faktual, tidak mengandung unsur SARA dan pornograf, mematuhi undang undang yang berlaku, buatlah video yang selalu menjaga diri dan orang di sekitar,” sebut Aina.
Sebagai informasi, menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.
Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5 persen dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7 persen dari total populasi Indonesia. Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan sehari-hari.
Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.
Baca Juga: Sering Disalahpahami, Ini Alasan Kim Jong Kook Belajar Bahasa Inggris