Suara.com - Belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak selalu harus dari buku, tapi bisa juga lewat lagu populer. Apalagi konsep bahasa Indonesia bagi sebagian besar orang sulit dipahami.
Berdasarkan wawancara dengan 5 orang mahasiswa di Jakarta, disebut mendengarkan lagu bisa jadi salah satu cara yang mudah untuk menguasai konsep-konsep bahasa Indonesia.
Ini karena dalam lagu-lagu sering kali terkandung makna tersirat, peribahasa, majas, dan sebagainya. Ditambah jika mereka akan berusaha untuk mencari tahu pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh sang penulis lagu.
Berikut ini 5 lagu populer yang bisa jadi media belajar konsep bahasa Indonesia, menurut Master Teacher Bahasa Indonesia Ruangguru, Yulia, mengutip keterangan pers yang diterima suara.com, Jumat (2/9/2022)
Baca Juga: Vina Panduwinata I September Ceria
1. Dunia Tipu-Tipu, Yura Yunita
“Di dunia tipu-tipu, kamu tempat aku bertumpu. Baik jahat abu-abu, tapi warnamu putih untukku,”.
Secara umum, lagu ciptaan Yura Yunita yang satu ini merupakan ungkapan syukur atas kehadiran seseorang yang memiliki tempat spesial dalam hati kita. Seseorang itu adalah dia yang dalam senang dan dalam susah, tidak pernah meninggalkan kita.
“Di dunia tipu-tipu, ku bisa rasa nyata denganmu. Tanpa banyak una-inu, ku bisa rasa aman selalu.”
Seseorang itu juga adalah dia yang bisa membuat kita merasa aman untuk menjadi diri kita sendiri tanpa perlu merasa takut akan dihakimi apalagi ditinggalkan.
Baca Juga: Afgan | Lagu Lestari Merdu
Seseorang itu mungkin adalah orang tuamu, salah satu anggota keluargamu, sahabatmu, atau pasanganmu.
2. Hati-Hati di Jalan, Tulus
“Ku kira kita asam dan garam dan kita bertemu di belanga.”
Tahukah bahwa lirik lagu ini sebenarnya berangkat dari sebuah peribahasa yang berbunyi, “Asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga”?.
Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Nah, peribahasa yang satu ini memiliki arti bahwa dua orang yang telah ditakdirkan untuk bersama, walaupun dipisahkan jauh oleh jarak, pada akhirnya akan tetap bersama.
Dalam lagu “Hati-Hati di Jalan”, Tulus bercerita tentang bagaimana kenyataan tidak selalu seindah arti di balik peribahasa tersebut.
Beberapa hanya pernah begitu mencintai satu sama lain, begitu bahagia berdua, tetapi tidak berakhir bersama.
3. Sesaat Kau Hadir, Utha Likumahuwa
Lirik “Dirimu hadir bagaikan sinar menerangi jalanku.” adalah salah satu contoh majas simile. Majas simile sendiri merupakan gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi dianggap sama.
Oleh karena itu, dalam majas simile, akan sering menemukan kata seperti, bagaikan, laksana, dan seumpama.
Contohnya, dalam lagu “Sesaat Kau Hadir”, datangnya seseorang yang spesial ke dalam hidup kita diumpamakan sebagai sinar yang menerangi kehidupan kita.
4. Senja Teduh Pelita, Maliq & D’Essentials
Berbeda dengan majas yang kita temukan di lagu sebelumnya, dalam lagu “Senja Teduh Pelita” terdapat majas personifikasi.
Majas personifikasi merupakan sebuah ungkapan yang menyamakan benda mati dengan manusia.
Benda mati tersebut diibaratkan mempunyai karakteristik yang sama dengan manusia dan bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh manusia. Bisa dilihat contoh majas personifikasi pada lirik lagu Senja Teduh Pelita berikut.
“Bunganya bermekaran
Saling sapa beri pujian”
5. Runtuh, Feby Putri & Fiersa Besari
“Ku terbangun lagi, di antara sepi. Hanya pikiran yang ramai.”
Kesepian dan pikiran dipenuhi oleh hal-hal buruk adalah dua hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia.
Namun, ketika diri sedang hancur sekalipun, kita terus mengingatkan diri kita sendiri untuk tetap bersikap seperti semuanya sedang baik-baik saja.
Melalui lagu yang berjudul “Runtuh” ini, Feby Putri dan Fiersa Besari menyampaikan pesannya untuk kita bahwa tidak apa-apa untuk menjadi manusia yang sesekali bisa rapuh dan menangis, dan yang sesekali perlu berhenti sejenak untuk beristirahat.