Suara.com - Bagi sebagian orang, menjalin komitmen dalam hubungan bukan hal yang mudah. Apalagi, komitmen selalu digambarkan selaras dengan kehidupan masa depan, di mana hal tersebut bisa saja menimbulkan secercah keraguan.
Dalam banyak kasus, bayangan akan masa depan yang abu-abu dapat membuat stres hingga mengganggu kesehatan mental. Jika sudah begitu, yang tak mampu bertahan akan mempertanyakan komitmen.
Seorang konselor dari British Association for Counseling and Psychotherapy (BACP) bernama Katerina Georgiou mengatakan, saat seseorang tidak yakin dengan pasangannya, itu bisa menjadi tanda orang tersebut memiliki masalah dalam membangun komitmen.
Hal tersebut bisa didorong karena rasa takut untuk hidup bersama dengan pasangannya selama sisa hidup. Kondisi sulit membangun komitmen juga bisa didorong karena faktor pengalaman buruk di masa lalu seperti disakiti atau dikhianati.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Sikap Cuek dalam Hubungan, Sedang Mengalaminya?
Orang yang memiliki masalah komitmen juga biasanya menunjukkan beberapa perilaku jika belum yakin terhadap hubungan. Mereka cenderung menunda atau membatalkan rencana yang sudah disusun.
Selain itu, mereka juga kerap menunjukkan tanda-tanda tidak tertarik saat menghabiskan waktu bersama. Misalnya, saat sedang berkomunikasi tidak ada rasa antusiasme yang muncul.
Katerina juga menuturkan, untuk menghadapi kondisi pasangan yang belum bisa berkomitmen, seseorang harus bisa membuat batasan dalam hubungannya.
Hal ini akan membuat pasangan mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak dalam hubungan, kata Katerina dikutip dari laman News18, Kamis (9/1).
Dengan begitu, ia akan mengetahui apakah siap menbangun komitmen atau belum. Coba juga untuk saling berkomunikasi dengan jujur.
Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Pacar Tak Kunjung Melamarmu, Merasakan Salah Satunya?
Menurut Katerina, komunikasi akan dapat membuat satu sama lain membuka diri. Selain itu, melakukan percakapan juga akan membuat satu sama lain mengetahui perasaannya.
Sementara menurut ahli LMFT (Licensed Marriage and Family Therapist), Kiaundra Jackson, pasangan bisa saling berbicara mengenai masalah pribadi satu sama lain.
Hal ini dapat membantu keduanya untuk saling membuka pikiran dan berbagi masukkan tentang permasalahan yang dihadapi.