Suara.com - Resign dari pekerjaan mungkin terdengar ekstrem, tapi kini muncul istilah baru yaitu career break atau berhenti kerja hanya untuk sementara waktu.
Dikatakan Career Coach sekaligus Professional Trainer Lika Satvarini, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih career break, terutama perempuan. Misalnya mengurus anak, orangtua sakit, atau masalah kesehatan fisik dan mental.
"Ada survei dari linkedIn bahwa dari 22 ribu orang yang disurvei, 64 persen perempuan di antaranya mengaku pernah alami career break," kata Lika Satvarini ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, tak ada batasan berapa lama seseorang bisa melakukan career break. Tetapi paling umum adalah tiga sampai enam bulan atau paling lama satu tahun.
Tidak hanya dimanfaatkan untuk beristirahat atau fokus mengerjakan hal lain, Lika menambahkan career break juga bisa jadi momen untuk berpikir kembali tentang rencana karir selanjutnya.
"Dari survei itu juga memang dikatakan 53 persen orang mengaku punya kepuasaan karena memiliki waktu untuk berpikir," ujarnya.
Apabila nantinya berencana untuk kembali bekerja di bidang profesi yang sama atau pun berbeda, dikatakan Lika, biasanya orang telah memiliki modal lebih kuat untuk menjalani profesinya.
"Itu jadi hal yang bermanfaat, sehingga saat come back stronger sudah dengan modal lebih kuat lagi. Ada namanya pembelajaran orang dewasa, di mana dia gak bisa dikasih tahu, dia harus hadir dari pemikirannya sendiri, keinginannya sendiri."
"Kalau ada waktu untuk berpikir, keinginannya hadir, saat itu lah come back stronger-nya menjadi kenyataan," tuturnya lagi.
Baca Juga: Berapa Honor Job Irfan Hakim? Dia Sendiri Saja Tidak Tahu
Namun, menurut Lika, perempuan kerap kali merasa lebih kesulitan untuk kembali bekerja setelah lakukan career break. Hal itu bisa terjadi akibat pandangan dari orang lain atau juga dirinya sendiri.