Suara.com - Dalam menjual sebuah produk, kepercayaan konsumen adalah hal yang paling utama. Tapi, bagaimana cara mendapatkan kepercayaan konsumen? Pelaku UKM berbagi kiat agar produk yang dijualnya dapat diterima dengan baik oleh calon konsumen, yaitu mencoba sendiri produk yang akan dijualnya.
Ya, itulah yang dilakukan oleh dua pelaku UKM Syaiha dan Ardi Wibowo dalam menjalankan bisnisnya selama ini. Keduanya sama-sama memulai usaha dengan menjual produk milik orang lain. Setelah itu, keduanya membuat inovasi dalam membuat produk dan membangun bisnisnya.
Pemilik bisnis online SMC Store, Syaiha, mengatakan, awalnya ia hanya melakukan bisnis dengan menjual barang-barang milik temannya melalui Facebook Ads. Bahkan, Syaiha mengaku jika ia menghabiskan uang hingga miliaran rupiah untuk mengiklankan produk temannya itu.
Namun, salah satu temannya menyarankan untuk membuat produk miliknya sendiri. Hal inilah yang kemudian memacunya untuk membuat produk sendiri.
Baca Juga: Manfaatkan TikTok, Ini Promosi Ciamik Pelaku UKM dalam Menyambut Festival Belanja
“Awalnya saya itu berbisnis dari 2016 dari Facebook Ads, menjualkan produk orang lain bahkan abis hingga miliaran, terus ada teman yang mengatakan saya bodoh, soalnya uang habis hingga miliaran untuk jual produk orang lain, padahal bisa buat produk sendiri. Akhirnya saya coba buat produk sendiri,” ungkap Syaiha dalam Ninja Xpress Virtual Media Gathering: UKM Merdeka Berbisnis, Senin (29/8/2022).
Syaiha bersama sang istri kemudian mencoba membuat produk skincare. Namun, karena mementingkan kepercayaan pelanggan, Syaiha mengaku mencoba berbagai formula skincare yang dipakai oleh istrinya terlebih dahulu hingga menemukan hasil yang baik.
Baginya, penting untuk menjual produk yang benar-benar bermanfaat kepada pelanggan sehingga mendapat kepercayaan.
“Kami buat produk skincare sendiri, karena saya lihat istri beli serum mahal, jadi mikir kenapa enggak coba buat sendiri. Terus akhirnya buat formula, istri coba belum ada hasil kita ganti lagi, sampai istri bilang ‘Oke ada perubahaan dan hasilnya keliatan’ baru kita pasarkan, jadi pelanggan juga dapat manfaatnya,” sambungnya.
Sama halnya dengan Syaiha, pemilik usaha Ban, Ardi Wibowo, menuturkan bahwa awalnya ia hanya berjualan barang milik orang lain. Ia juga mengaku berfokus pada bidang fashion sebelum beralih ke herbal.
Baca Juga: Jokowi: Lonjakan Kasus Covid-19 Pengaruhi Indeks Kepercayaan Konsumen
Rupanya, bisnis fashionnya tidak berjalan dengan baik. Bahkan, ia mencoba bisnis sendiri juga masih belum berhasil. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuatnya menyerah.
Saat pandemi, Ardi mencoba memulai bisnis herbal milik orang lain. Namun, terdapat beberapa pelanggan yang berkomentar jika produk tersebut kurang baik. Hal tersebut memacu dirinya untuk membuat produk sendiri yang bisa bermanfaat dan terpercaya untuk pelanggan.
“Sebelum pandemi kita enggak bermain herbal, cuma fashion dari punya orang. Terus coba buat sendiri cari konveksi tetapi enggak laku. Namun, kami tidak putus asa dan mencari, terus coba jual produk herbal kita juga jual produk temen gitu,” ungkap Ardi.
Ardi mengatakan, pihaknya lalu mencoba membuat produk herbal untuk kesehatan rambut. Namun, sebelum benar-benar dipasarkan, Arid mengaku jika pihaknya juga mencoba terlebih dahulu sehingga produk yang dibuat benar-benar berguna bagi pelanggan.
“Tapi pas jual produk orang lain suka ada protes karena produknya kurang baik. Setelah 6 bulan gitu, akhirnya mencoba buat produk sendiri mengatasi permasalah yang dialami pelanggan, jadi mengutamakan pelanggan, tapi kita coba dulu sampai produknya bagus,” pungkas Ardi.
Nah, buat Anda para pelaku UKM seperti Syaiha dan Ardi, tips dari keduanya bisa dicoba ketika berencana membangun merek sendiri. Cobalah produk yang Anda buat sebelum memutuskannya menjual kepada orang lain.