Terkenal Ramah, Kenapa Warganet Indonesia Disebut Tak Sopan di Dunia Digital?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 12:53 WIB
Terkenal Ramah, Kenapa Warganet Indonesia Disebut Tak Sopan di Dunia Digital?
Ilustrasi media sosial (Unsplash/Marten Bjork)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Survei yang dilakukan oleh Microsoft pada tahun 2021 lalu sempat menjadi sorotan warganet Indonesia. Pasalnya warganet di Indonesia disebut tidak sopan.

Hal itu serupa juga kembali disampaikan oleh Peneliti STAISPA Yogyakarta dan Pustaka Kaliopak, Luqman Hakim dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam keterangannya, Senin, (29/8/2022) ia menyebutkan jika netizen Indonesia merupakan netizen paling barbar di Asia Tenggara, namun di dunia nyata warganya paling ramah.

Ini menurutnya karena netizen Indonesia lupa diri dan lalai bahwa ketika masuk di ruang digital seolah-olah aman dengan menggunakan nama samaran, padahal ini bermasalah di dunia manapun.

Ilustrasi media sosial. (Pixabay.com)
Ilustrasi media sosial. (Pixabay.com)

“Ruang lingkup Etika ada kesadaran, jadi jangan tidak sadar melakukan sesuatu, harus sadar dan memiliki tujuan. Jangan sampai niat dan tujuan kita tidak baik, kita perlu kesadaran dengan memiliki tujuan yang harus baik, kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita posting, jangan sampai kita menyakiti orang lain,” jelasnya.

Baca Juga: Nekad, Mobil Ini Naiki Jalan Tanjakan Berlumpur di Kutim, Warganet: Seru

Sementara itu, Program Development Kaliopak Digital, Zuhdi F. Arainto, menyebut di dunia digital segala aktivitas yang dilakukan akan meninggalkan jejak, akan ada riwayatnya dan terekam, sehingga kita harus hati-hati dalam rekam jejak kita, harus hal-hal positif.

“Untuk mengelola privasi kita tidak memasang foto atau video tanpa seizin orang tua, tidak menerima pertemanan dari orang yang kita tidak kenal di media sosial, khususnya tidak memberikan data diri dan alamat di jejaring sosial, tidak memberitahukan lokasi kita, jika adik-adikku punya sosial media jangan lupa berteman dengan orang tua bapak dan ibu guru. Gunakan nama asli, jangan mudah percaya dengan orang lain, saat kita berada di kepungan during atau digital kita harus berjelajah dengan aman, menjelajah dengan bimbingan orang tua, jangan sendiri,” ungkap Zuhdi.

Sebagai informasi, laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5 persen dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7 persen dari total populasi Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI