Suara.com - Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 menyebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Merespon hal tersebut, Kemenkominfo bekerja sama dengan UPNVY untuk memberikan materi mengenai 4 pilar utama Literasi Digital yang meliputi kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), budaya digital (digital culture), dan keamanan digital (digital safety) dalam kegiatan PKKBN UPNVY Tahun 2022.
Di hadapan ribuan mahasiswa baru, Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto menjelaskan mengenai pentingnya Literasi Digital bagi semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali, utamanya bagi para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam menyambut Era Digital 5.0.
Ia menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkat kemampuan Literasi Digital yaitu Basic Digital Skill, Intermediate Digital Skill, dan Advance Digital Skill. Dalam rangka menyiapkan SDM Indonesia yang unggul, pemerintah telah memiliki program untuk meningkatkan kemampuan literasi digital di ketiga tingkat tersebut. Pemerintah melalui Kemenkominfo memiliki program Intermediate Digital Skill dan Advance Digital Skill.
Baca Juga: RUU Sisdiknas Masuk Prolegnas, Pegiat Pendidikan: Saatnya Mahasiswa Bergerak Menolak
“Pemerintah memberikan training selama 3 bulan dan selanjutnya harus melakukan ujian untuk sertifikasi, Selain itu untuk advanced ditujukan untuk kepala daerah/pimpinan Lembaga dan perusahaan swasta untuk mengikuti pelatihan terkait digital di berbagai kampus seperti MIT, Cornell, Harvard, Imperial College, Shinwa, Oxford, dan lain-lain. Jadi pemerintah menyiapkan Sumber DayaManusia (SDM) yang dapat mengamankan dunia digital Indonesia di masa depan.” jelas Bonifasius.
Di kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) tersebut Bonifasius Wahyu Pudjianto tidak lupa menjelaskan pentingnya etika di dunia digital.
“Terkait dengan etika, kita harus memahami dan cermat dalam memanfaatkan media sosial, perhatikan netiket atau internet etiquette. Etika di dunia nyata dan digital itu sama, jangan melakukan cyberbullying, pencemaran nama baik, dan menyebarkan hal yang tidak baik. Konsekuensi hukum di dunia nyata dan digital itu sama”, tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa selain melakukan literasi digital kepada masyarakat, pemerintah juga melakukan pembangunan infrastruktur digital agar terjadi pemerataan akses digital, diantaranya dengan meluncurkan meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA) pada tahun 2023.
“Pemerintah akan meluncurkan satelit satria di tahun 2023 sehingga diharapkan saudarasaudara di luar pulau Jawa khususnya di bagian pelosok timur dapat memanfaatkan internetnya dengan satelit satria,” jelasnya.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Suap Rektor Unila, Ini 4 Rekomendasi KPK untuk Kemendikbudristek
Kolaborasi antara Kemenkominfo dan UPNVY merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi dan diluncurkan oleh Kemenkominfo pada 20 Mei 2021. Program ini dilaksanakan di seluruh provinsi se-Indonesia dengan target 50 juta orang memperoleh literasi tentang teknologi digital pada tahun 2024.
Literasi Digital di Sektor Pendidikan merupakan salah satu dari tiga sektor yang menjadi target program Literasi Digital, dimana dua sektor lainnya meliputi sektor masyarakat umum/komunitas dan sektor pemerintahan.