Simak Kisah 5 Sosok Pahlawan Inspiratif yang Raih Penghargaan Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 01:10 WIB
Simak Kisah 5 Sosok Pahlawan Inspiratif yang Raih Penghargaan Pahlawan Kemajuan Keluarga Indonesia
Simak Kisah 5 Sosok Pahlawan Inspiratif yang Raih Penghargaan Pahlawan Kemajuan Keluarga (Frisian Flag)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pahlawan tidak selalu sosok yang ikut berperang. Namun, seseorang yang bisa memberikan inspirasi serta kebaikan bagi banyak orang juga layak disebut sebagai pahlawan.

Pun dengan sosok-sosok yang berjasa untuk keluarganya. Mereka juga dapat dinilai sebagai pahlawan. Hal ini karena pahlawan dilihat dari apa peran yang diberikan kepada orang lain.

Melihat pentingnya peran seseorang terhadap keluarga dan lingkungan, PT Frisian Flag Indonesia (FFI) memberikan Penghargaan Arkatama.

Terpilih lima sosok inspiratif yang dianggap mampu menghadapi berbagai tantangan, memampukan diri, memajukan keluarga dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: Ulasan Buku Perjuangan dan Pengabdian Presiden Termiskin

Berikut beberapa sosok inspirasional pahlawan kemajuan keluarga Indonesia yang mendapatkan Penghargaan Arkatama dikutip dari rilis pers yang diterima Suara.com Jumat (26/8/2022).

1. Ewaldina Sawi Meo (49)
Ewaldina Sawi Meo atau akrab disapa Bidan Walde, merupakan sosok yang sangat prihatin terhadap angka kematian ibu hamil dan bayi, khususnya di Kabupaten Nagekeo, NTT.

Melihat kondisi tersebut, Bidan Walde memberikan edukasi, sosialisasi, hingga aksi sukarela memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil. Ia juga mengajak PKK untuk membuat model yang dipahami ibu hamil.

Berkat inisiatifnya, angka kematian ibu hamil dan bayi menurun secara signifikan. Keberhasilan Bidan Wade membawanya meraih penghargaan Bidan Teladan Provinsi NTT pada 2019.

2. Devirisal Djabumir (30)
Akrab dipanggil Dave, sosok asal Kepulauan Aru, Maluku ini rela meninggalkan pekerjaanya di Turki demi kembali ke Indonesia. Di Turki, Dave bekerja di perusahaan listrik, ia memilih kembali demi memajukan pendidikan di kampungnya.

Baca Juga: Inspiratif! Bocah SD di Surabaya Olah Bunga Telang Jadi Berbagai Jenis Makanan Lezat

Alasannya kembali adalah karena kampungnya belum ada fasilitas pendidikan memadai. Tidak hanya itu, isu sampah yang mencemari laut di Kepulauan Aru juga membuatnya tergugah untuk melakukan perubahan.

Pada 2018 Dave mendirikan Sekolah Mimpi yang menggunakan sistem pendidikan inklusif dan mengintegrasikannya dengan alam.

Dave juga mengajak keterlibatan langsung anak-anak yang ingin menimba ilmu tambahan bersamanya, dengan cara membayar biaya sekolah dengan sampah.

3. Sri Utami (71)
Sosok satu ini menginspirasi dengan perjuangannya memenuhi kebutuhan keluarga serta keempat anaknya untuk bersekolah. Sri bekerja serabutan demi mendapatkan penghasilan untuk keluarganya.

Ia pernah bekerja sebagai buruh cuci, tukang batu, pedagang sayur, hingga sopir angkot. Meski demikian ia tidak putus semangat. Sri lalu memulai bisnis usaha sepatu hingga perawatan badan.

Pada 2001 Sri berhasil membuka klinik pertama. Suami Sri juga berhasil menjadi dokter. Kini Sri telah memiliki 2 klinik pratama, 2 klinik utama dan 1 rumah sakit khusus bedah dengan biaya murah demi membantu orang mendapat fasilitas kesehatan.

4. Robertus Kenedy Diaz (54)
Robertus bekerja sebagai pemandu wisata di Labuan Bajo. Dari pekerjaannya itu, ia mulai tergerak menjadi pegiat kebersihan lingkungan.

Langkah Robertus ini tidak mudah, ia sempat mendapat banyak cemooh dari masyarakat sekitar. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya menyerah.

Ia tetap menggalakan program kebersihan tersebut dan mengajak masyarakat untuk terlibat. Selain itu, Robertus juga mendirikan komunitas ‘Anak Labuan Bajo Bersatu’.

Dari aksinya, ia berhasil mengurangi jumlah sampah dan mencegah masyarakat terserang penyakit demam berdarah.

5. Ni Komang Warsiki (52)
Ibu lulusan SD ini memiliki empat orang anak dan tiga di antaranya penyandang disabilitas. Namun, kondisi tersebut tidak membuatnya patah semangat, Komang tetap mendidik anaknya hingga sukses.

Bahkan anak pertamanya, sukses menulis 4 buku. Sementara anak keduanya menghasilkan karya lukisan yang banyak diminta masyarakat internasional.

Sementara itu, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro berharap penghargaan ini dibuat agar dapat menginspirasi banyak orang.

"Kami harapkan dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk menjadi pahlawan bagi keluarganya, dan bersama-sama membangun Indonesia yang lebih sehat, sejahtera dan delaras," ucap Andrew.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI