Jadi Ibu Disabilitas, Angkie Yudistia Sempat Takut Tidak Bisa Mengasuh Anak

Kamis, 25 Agustus 2022 | 18:54 WIB
Jadi Ibu Disabilitas, Angkie Yudistia Sempat Takut Tidak Bisa Mengasuh Anak
Staf Khusus Prersiden Angkie Yudisitia cerita tantangan mengasuh anak sebagai ibu disabilitas. (Dok. Lilis/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi seorang ibu dengan kondisi disabilitas ternyata tidak mudah. Hal itu dirasakan oleh salah satu staf khusus presiden Angkie Yudistia.

Sebagai penyandang tunarungu, Angkie bercerita kalau kondisinya kerap jadi penyebab hubungannya dengan anak-anak jadi kurang akrab.

"Ketika anakku masih usia 3 tahun, 4 tahum, dia sebel sama maminya. Karena diajak ngomong enggak bisa, dipanggil enggak dengar," cerita Angkie saat acara kampanye Cinta Bunda Sempurna dari Dancow di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Saat awal menjadi ibu, ia bahkan sempat khawatir tidak bisa mengasuh anaknya. Menurutnya, kebanyakan orang yang disabilitas sejak kecil terbiasa diasuh oleh keluarga juga kerabat lain. Sehingga, saat ia sendiri berkeluarga dan memiliki anak, Angkie merasa dirinya tidak punya 'bekal' untuk mengurus orang lain.

Baca Juga: Viral Driver Ojol Disabilitas, Curhat Sering Ditolak Customer

"Pengalaman jadi disabilitas dari usia 10 tahun. Jadi dari kecil terbiasa diurus keluarga. Ketika jadi ibu harus urus bayi, gimana enggak depresi? Aku sempat nangis waktu itu," cerita Angkie.

Seiring anaknya tumbuh menjadi balita, diakui Angkie tidak mudah berikan pemahaman bahwa ibunya memiliki kondisi berbeda dari ibu pada umumnya. Tetapi, ia bersyukur karena orang-orang di sekitarnya ikut berperan untuk menjelaskan kepada anak-anak mengenai disabilitas yang terjadi padanya.

"Kunciannya ada di-support system. Jadi suami aku, keluarga aku yang jelaskan ke anak. Memang butuh waktu untuk anak bisa mengerti," ungkapnya.

Sempat merasa tak sempurna menjadi seorang ibu lantaran kesibukan pekerjaan juga kondisi fisiknya, butuh waktu bagi Angkie untuk bisa berdamai dengan berbagai perasaan itu. Terlebih, saat awal masa kehamilan, ia mengaku pernah memiliki ekspektasi yang tinggi tentang pola asuh anaknya.

"Akhirnya tersadarkan kalau kesempurnaan memang hanya milik Allah," ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Para Badminton International Vakum Selama 6 Tahun, Pelaksana Beberkan Kendalanya

Tidak mudah bagi Angkie untuk merasa cukup dan bangga kepada dirinya sendiri atas apa yang sudah dilakukannya sebagai seorang ibu untuk kedua anaknya. Banyak faktor yang kemudian membantu dirinya bisa menerima kondisi yang ada dan enjoy sebagai ibu.

"Gak gampang, mau kita menerima diri sendiri aja enggak gampang. Pada akhirnya lingkungan, waktu, dan orang-orang di sekitar yang mendewasakan kita semua," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI