
Kota Lama Semarang dulunya merupakan salah satu kawasan pusat pemerintahan dan perdagangan pada abad 19 dan 20. Ada sekitar 50 bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh. Menelusuri kawasan ini dengan berjalan kaki akan terasa mengasyikkan. Kamu akan disuguhkan dengan beragam bangunan berarsitektur khas Eropa khas tahun 1700-an dengan pintu utama, jendela berukuran besar, elemen dekoratif, dan langit-langit yang tinggi.
Di sekitar kawasan ini, kamu bisa melihat bangunan yang masih sangat kental dengan nuansa tempo dulu. Seperti Stasiun Semarang Tawang, Nilmij, Marba, Taman Srigunting, hingga salah satu gereja tertua di Jawa Tengah, Gereja Blenduk.
6. Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 ini merupakan simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat setempat. Sepanjang sejarah Indonesia, Masjid Raya Baiturrahman pernah memiliki banyak fungsi. Selain digunakan sebagai tempat kegiatan keagamaan, masjid ini pernah menjadi tempat menyiarkan agama Islam. Dahulu kala, selain warga setempat, cukup banyak para pendatang dari Melayu, Persia, Arab hingga Turki yang datang untuk menuntut ilmu di masjid ini.
Selama masa penjajahan, Masjid Raya Baiturrahman juga pernah berfungsi sebagai markas pertahanan terhadap serangan musuh pada masa kepemimpinan Sultan Alaidin Mahmud Syah. Saat terjadi tsunami 2004 pun, masjid ini menjadi tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.
Kini, Masjid Raya Baiturrahman telah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan religi ikonik di Aceh. Kamu akan merasakan kemegahan masjid ini sebagai salah satu pusat peradaban Islam. Kemegahan itu terasa lantaran gaya bangunannya menggunakan arsitektur Mughal, yang ditandai dengan menara dan kubah besar, tiga pintu besar dari kayu dan dihiasi banyak ornamen serta interior –dinding dan pilar berelief, tangga marmer, dan lantai– dari Cina, hingga kaca patri dari Belgia.
7. Taman Sari, Yogyakarta

Hanya dengan tiket masuk seharga Rp5.000, kamu sudah bisa memasuki Taman Sari Yogyakarta, yaitu tempat rekreasi dan peristirahatan Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, dan kerabatnya. Kamu bisa melihat jejak-jejak kawasan ini yang dulunya terdiri dari kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, ruangan untuk menari, dan lainnya.
Selain itu, Taman Sari juga sempat menjadi lokasi pertahanan. Sebab, kawasan ini memiliki lorong-lorong bawah tanah, dapur, jembatan gantung, dan berbagai bangunan lainnya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Jepara, Cocok untuk Healing
Jika kamu ingin kembali menelusuri sejarah masa lalu kawasan ini, kamu bisa memanfaatkan jasa pemandu wisata dengan tarif Rp50.000 per orang. Selain menemani menjelajahi seluruh kawasan, pemandu juga akan menjelaskan konteks sejarah serta kegunaan bagian bangunan lainnya di Taman Sari sewaktu masih berfungsi.