Suara.com - Meghan Markle dan Pangeran Harry dikabarkan pernah mencoba membuat dunia alternatif baru di Kerajaan Inggris, kata seseorang yang mengaku sebagai pakar kerajaan - Angela Levin.
Dikutip dari New York Post, Angela menyebut Meghan ingin membuat Kerajaan Inggris lebih 'woke' dan menyebutnya sebagai 'woke royal family'.
Woke sendiri merupakan bahasa Inggris yang secara harafiah berarti terbangun. Dalam istilah politik, woke merujuk sebagai kemampuan untuk sadar akan masalah keadilan sosial dan keadilan rasial.
Di Indonesia, istilah woke kerap diasosiasikan dengan kelompok tertentu seperti social justice warrior atau SJW, yang dianggap lebih berpikiran terbuka dan berpikiran progresif.
"Saya berpikir sejak lama bahwa Harry dan Meghan mencoba membuat alternatif yaitu keluarga kerajaan yang woke," kata Levin kepada Daily Mail, media Inggris.
"Mereka adalah orang-orang yang bertekad untuk menunjukkan bahwa cara mereka adalah cara terbaik," tambahnya.
Levin juga menyebut kalau Meghan Markle tidak menyukai kekalahan.
Ia bahkan menyebut Meghan "merasakan kepahitan dan kebencian yang luar biasa terhadap keluarga kerajaan karena tidak membiarkannya memodernisasi keluarga kerajaan.”
Dia juga menyebut, meski keduanya tidak ingin menjadi bagian dari kerajaan, tetapi Meghan dan Harry masih sangat bergantung dengan gelar mereka.
Baca Juga: Putri Diana Telah Prediksi Kematiannya Dua Tahun Sebelum Kecelakaan Dalam Catatan Misterius
Dikabarkan Pangeran Harry dan Meghan Markle berencana mengunjungi Tanah Air Harry di Inggris serta Jerman dalam rangka menggalan dana amal pada bulan depan.
Keduanya terakhir kali mengunjungi Inggris pada Juni lalu, saat merayakan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth, sembari turut serta membawa kedua buah hati mereka Archie dan Lilibet.