Studi: Dikenal Sebagai Negara yang Bersih, Ternyata Jepang Hasilkan 369 Juta Sampah Cangkir Kopi Setahun

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 25 Agustus 2022 | 05:00 WIB
Studi: Dikenal Sebagai Negara yang Bersih, Ternyata Jepang Hasilkan 369 Juta Sampah Cangkir Kopi Setahun
ilustrasi cangkir kopi sekali pakai (Dok: Elements Envanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini, kita mengenal Jepang sebagai salah satu negara yang bersih, yang rasanya sulit menemukan sampah di jalanan. Tapi faktanya, Jepang menghasilkan sampah cangkir kopi sekali pakai dengan jumlah yang sangat besar, yaitu 369,5 juta pada tahun 2020. Itu kira-kira setara dengan satu juta sampah cangkir kopi sekali pakai dalam sehari.

Angka-angka tersebut diungkapkan dalam sebuah studi baru-baru ini oleh Greenpeace Jepang, sebuah kelompok konservasi lingkungan yang menghadapi masalah lingkungan global.

Dilansir dari Timeout, studi ini mensurvei penggunaan cangkir kopi sekali pakai di sembilan kedai kopi utama di Jepang, yaitu Starbucks Coffee Japan, Tully's Coffee, Pronto, Doutor, Caffe Veloce, Excelsior Caffe, Ueshima Coffee House, Cafe de Crie, dan Komeda's Coffee.

Nah, untuk membantu Anda membayangkan sebanyak apa 369.500.000 cangkir kopi sekali pakai, menurut laporan itu, jumlah besar ini akan memiliki berat lebih dari 2.808 ton, dan setara dengan sekitar 60.000 Tokyo Skytrees jika cangkir tersebut ditumpuk.

Baca Juga: Program Advokasi dan Edukasi "Yok Yok Ayok Daur Ulang" Dukung Deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah

Gelas plastik dan kertas sekali pakai tidak hanya mencemari jalan-jalan kota dan laut, tetapi juga sulit untuk didaur ulang, yang berarti sebagian besar hanya akan dibakar setelah dipakai satu kali.

Untuk membantu mengatasi masalah ini, Greenpeace Jepang telah membuat petisi online untuk meminta kepada tiga kedai kopi utama – Starbucks, Tully's Coffee, dan Pronto – untuk menyajikan kopi dengan cara ramah lingkungan, sehingga akan mengurangi pemakaian cangkir sekali pakai.

Petisi tersebut menyajikan tiga permintaan utama: memahami jumlah limbah yang dihasilkan dan menetapkan target pengurangan limbah yang realistis, menggunakan mug dan gelas di toko, dan mendorong lebih banyak orang untuk membawa cangkir mereka sendiri untuk minuman yang dibawa pulang atau memperkenalkan cangkir yang dapat digunakan kembali.

Menurut penelitian, jika kesembilan kedai di atas mulai menyajikan minuman dalam cangkir dan gelas yang dapat digunakan kembali, hal itu berpotensi mengurangi jumlah cangkir sekali pakai yang digunakan per tahun menjadi 158,6 juta saja.

Baca Juga: Viral Lelaki Malaysia Jadi Tukang Sampah di Singapura, Gajinya Puluhan Juta!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI