Harga Telur Ayam Naik Tertinggi Dalam Sejarah, Ini 11 Alternatif Sumber Protein Nabati yang Lebih Murah

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 24 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Harga Telur Ayam Naik Tertinggi Dalam Sejarah, Ini 11 Alternatif Sumber Protein Nabati yang Lebih Murah
Pembeli memilih telur yang dijual di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenaikan harga telur ayam hingga Rp 31.000/kg di sejumlah wilayah menjadi yang tertinggi dalam sejarah.Kekhawatiran tentang berkurangnya asupan protein oleh masyarakat pun meningkat.

Padahal, telur bukan satu-satunya sumber protein loh. Daging merah misalnya, merupakan sumber protein hewani yang baik, tapi dengan harga yang juga tidak murah.

Bagi Anda yang ingin memastikan asupan protein tetap optimal, protein nabati bisa jadi pilihan. Protein nabati merupakan protein yang didapatkan dari sumber non hewan, yakni sayuran dan kacang-kacangan. Apa saja contoh sumber protein nabati yang mudah didapat?

1. Tahu dan tempe

Baca Juga: Manfaat Whey Protein: Pembentukan Otot hingga Mengobati Diabetes

Melansir Prevention, tahu dan tempe merupakan sumber protein nabati yang sangat mudah ditemukan di Indonesia. Selain harganya yang murah, tahu dan tempe pun bisa diolah menjadi berbagai menu makanan yang enak.

2. Edamame

Bicara tentang makanan camilan paling sehat yang pernah ada, pilihannya jatuh pada satu porsi edamame (atau kacang kedelai yang dimasak). Namun, meski kandungan proteinnya cukup tinggi, pastikan kamu memilih varietas kedelai organik, ya, karena sebagian besar kedelai di Amerika Serikat saat ini telah melewati proses modifikasi secara genetik dan banyak ditanam dengan pestisida.

3. Lentil

Lentil rendah kalori, tinggi serat, dan tinggi protein. Itu sebabnya, lentil dapat dijadikan lauk padat nutrisi, burger vegetarian, atau bahkan dicampurkan ke dalam saus yang mirip hummus. Bonusnya lagi, lentil telah terbukti menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Mataram Capai Rp 60 Ribu Per 30 Butir

4. Kubis

Banyak orang menghindari kol karena rasanya yang tidak terlalu enak. Padahal, kol memiliki nutrisi berlimpah. Selain protein, kubis juga mengandung potassium dan vitamin K dalam dosis besar.

5. Brokoli

Brokoli tak hanya kaya akan serat, tapi juga mengandung protein yang cukup tinggi. Dan brokoli juga diyakini mengandung senyawa antikanker yang dapat me,indungi tubuh kita.

6. Kacang atau selai kacang

Kacang dan selai kacang tak hanya enak ketika disantap bersama dengan roti tawar. Anda bahkan bisa menggunakannya untuk topping pizza. Kacang dan selai kacang juga terbukti membantu Anda makan lebih sedikit saat makan siang, jika Anda mengkonsumsinya saat sarapan. Tapi, pastikan Anda memilih selai yang terbuat dari 100% kacang ya.

7. Chickpea (kacang Arab)

Biasa dibuat menjadi hummus, chickpea kaya akan protein dan serat buncis yang menjadikannya sebagai olesan yang sehat. Anda bisa mencoba mengoles roti dengan hummus, sebagai pengganti mayones.

8. Almond

Selain protein, almond juga kaya akan vitamin E yang sangat bagus untuk kesehatan kulit dan rambut. Almond juga menyediakan 61% dari asupan magnesium harian yang direkomendasikan, yang dapat membantu mengekang kecanduan gula, meredakan kram terkait PMS, meningkatkan kesehatan tulang, dan meredakan nyeri otot serta kejang.

9. Biji Chia

Biji chia mengandung sangat banyak protein di balik bentuknya yang kecil itu. Biji chia juga merupakan sumber asam alfa-linolenat (ALA), sejenis asam lemak omega-3 berbasis tanaman. Bonusnya, omega-3 membantu menstimulasi hormon leptin yang mengatur rasa kenyang, yang memberi sinyal tubuh untuk membakar lemak alih-alih menyimpannya.

10. Kentang

Meskipun memiliki reputasi sebagai karbohidrat yang kurang baik, sebuah kentang berukuran sedang sebenarnya mengandung 4 g protein, bersama dengan sekitar 20% dari asupan harian yang direkomendasikan untuk kalium sehat jantung.

11. Bayam

Tentu, 3 g mungkin kelihatannya tidak terlalu banyak. Tapi untuk sayuran hijau, itu sudah cukup banyak. Jangan dikonsumsi mentah, karena dengan memasak sayuran hijau ini, Anda akan meningkatkan kandungan proteinnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI