Suara.com - Program advokasi dan edukasi daur ulang sampah plastik yang diinisiasi oleh PT Trinseo Materials Indonesia, Yok Yok Ayok Daur Ulang memeriahkan acara deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) yang digelar di Denpasar, Bali, Senin (22/8/2022).
“Deklarasi Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Provinsi Bali sebagai wujud komitmen penanggulangan kompleksitas masalah sampah di Provinsi Bali secara khusus dan di tanah air pada umumnya,” ucap Agustinus Apollonaris Klas Daton, Ketua J2PS Bali.
Komitmen dan konsistensi produsen terhadap sampah plastik ini dianggap sudah sejalan dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
Pergub tersebut dianggap sebagai kebijakan daerah yang memiliki tujuan merubah paradigma “Kumpul, Angkut, Buang” dengan mewajibkan sumber penghasil sampah melakukan pemilahan dan pengelolaan dari sumber dengan prinsip 3R, reduce, reuse, recycle.
Dalam menyikapi permasalahan sampah yang kompleks, kolaborasi dari berbagai pihak termasuk produsen, pelaku daur ulang, hingga pemerintah menjadi sangat penting.
Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan Yok Yok Ayok Daur Ulang sebagai sebuah program advokasi daur ulang yang selalu berusaha mempertemukan berbagai institusi dengan fokus yang berbeda-beda untuk saling bersinergi.
“YYADU ingin terus mengajak masyarakat, produsen, konsumen, asosiasi, dan pemerintah juga untuk mengkampanyekan kegiatan daur ulang, khususnya sampah plastik yang tidak dapat dihindari. Sosialisasi dan edukasi perlu terus dijalankan untuk memudahkan setiap pihak dalam menjalankan fungsinya sesuai porsi masing-masing,” jelas Hanggara Sukandar.
Proses pengelolaan sampah dari hulu ke hilir selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang timbul dalam pelaksanaannya.
Dimulai dari kendala teknis saat pengumpulan sampah itu sendiri, hingga ketidaktahuan pelaku kelola sampah terhadap off taker atau pihak pengambil sampah yang sudah dikelola untuk didaur ulang.
“Tugas kami adalah untuk mengelola sampah yang sudah dikumpulkan oleh rumahtangga. Namun kami memerlukan pihak yang mengambil sampah yang sudah dikelola tersebut, terutama sampah plastik kerasan seperti multilayer, PS, dan mika,” jelas Anastasia Olivia