Suara.com - Kisah inspiratif datang dari seorang bocah SD bernama Revalina Fernanda. Gadis cilik berusia 11 tahun ini menunjukkan kreativitas yang luar biasa dalam mengolah bunga telang menjadi berbagai makanan lezat.
Bunga telang sendiri memiliki banyak manfaat selain sebagai tanaman hias yang mempercantik rumah, khususnya dalam menjaga kesehatan tubuh. Di antaranya untuk meningkatkan daya ingat, mengurangi peradangan, meringankan depresi, mengatasi gejala diabetes, mengatasi asma hingga menyehatkan jantung.
Namun, bunga telang di tangan Revalina bisa disulap menjadi berbagai macam jenis makanan dan minuman. Sebut saja puding telang, bolu kukus telang, tart mini telang, nasi bakar telang, nasi bento telang, tumpeng mini telang, stick telang, dadar gulung telang, es kopyor telang dan lain sebagainya.
Menurut Revalina, menanam bunga telang sangat mudah karena tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya yang besar. Ia hanya perlu melubangi tanah sedalam 5 cm dan kemudian menyemai biji di dalamnya.
Baca Juga: Marselino Ferdinan Sembuh dari Cidera, Bonek Tak Terima Jika Dipanggil Timnas Lagi
"Selain mudah ditanam, tanaman telang ini banyak manfaatnya. Sehingga, pentingnya kita menanam sebanyak mungkin tanaman telang di lingkungan sekitar, baik di sekolah, rumah atau halaman," jelas Revalina.
Berawal dari mudahnya menanam dan mengolah bunga telang, Revalina akhirnya mulai membudidayakan bunga telang. Bahkan, saat ini Revalina sudah menanam sebanyak 23 ribu bunga telang di sekitar rumahnya.
Tak sampai di situ, ia juga menanam bunga telang di SMPN 26 Surabaya, kampung adopsi, dan sekarang mencoba berkolaborasi dengan Gerakan Pramuka Kwarcab Kota Surabaya.
Berkat inovasinya itu, siswa SDN Tandes Kidul I Surabaya ini berhasil menjadi Finalis Putri Lingkungan Hidup 2022 dalam seleksi Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2022 untuk tingkat SD yang diadakan oleh Tunas Hijau.
Putri kedua dari pasangan Syaiful Bachri dan Yuki Aprianova ini berharap bisa mewujudkan mimpinya untuk melestarikan lingkungan dengan menbudidayakan bunga telang hingga memberikan sosialisasi kepada 11.500 orang di sekitarnya serta bisa menghijaukan Kota Surabaya.
Baca Juga: Kocak, Dua Anak SD di Surabaya Wawancarai Presiden Jokowi
Adapun untuk progres proyek lingkungan hidup budidaya bunga telang, Revalina telah memiliki 11 kampung adopsi. Ia juga mengumpulkan sampah-sampah seperti limbah cangkang telur diolah menjadi pupuk bunga telang, kardus, minyak jelantah, dan botol bekas.
Bahkan, Revalina mengaku sudah mendapatkan uang dari hasil penjualan produk olahan bunga telang sebanyak Rp1.500.000 di acara Bazar UMKM Tandes, Surabaya yang digelar sepekan di bulan Agustus 2022.
Setiap kampanye, Revalina tidak lupa membuat pantun untuk mengajak warga mencintai lingkungan.
"Rek ayo rek budi daya telang, rek ayo rek nanam tekan bareng aku, berkawan empat si burung empat, terbang tinggi di atas awan, kalau kamu konsumsi telang badan sehat cantik dan menawan," katanya mencoba berpantun.
Sementara itu, ibu Revalina, Yuki Aprianova memberikan dukungan penuh terhadap anak keduanya itu untuk mengikuti lomba penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup tahun 2022 yang digelar Tunas Hijau dan Pemerintah Kota Surabaya.
"Kami menganggap perlombaan berbasis pada lingkungan hidup baik untuk bisa mengajarkan anak-anak di Surabaya melestarikan lingkungan," ujar sang ibu.
Yuki mengatakan bahwa sebagai orang tua, ia bersama suaminya terus memberikan dukungan kepada Revalina untuk menyelesaikan proyek lingkungan hidup budidaya Bunga Telang yang kini dikerjakannya.
Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup Tahun 2022 ini diikuti sebanyak 900 peserta se-Kota Surabaya yang disaring melalui seleksi sejak bulan Februari hingga Agustus 2022 ini.
Dari 900 peserta, diambil sebanyak 15 peserta putri SD, 15 peserta pangeran SD, 15 peserta putri SMP dan 15 peserta pangeran SMP.
Kampanye penanaman bunga telang tersebut juga mendapat dukungan guru pembimbing Immaisy Novityaratu Megawati dan Siatun, Kepala SDN Tandes Kidul I/110 Surabaya.
Proyek Lingkungan
Ketua Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni mengatakan, ada ratusan anak di Kota Surabaya yang saat ini membuat proyek lingkungan hidup berkelanjutan.
Tunas Hijau memberikan pendampingan terhadap siswa-siswi yang memiliki proyek lingkungan. Pendampingan tersebut juga diwujudkan dalam Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2022.
"Kami buat pelatihan awalnya, kemudian kurikulum pengembangan proyeknya yang direalisasikan berbulan-bulan," kata Roni, panggilan karib Mochamad Zamroni .
Selain apa yang sudah dilakukan Revalina, ada juga siswa SD di Surabaya yang mengubah puntung rokok menjadi lukisan dan berbagai macam kerajinan. Di antaranya miniatur pohon, miniatur meja dan kursi, lukisan, tempat pensil, pigura foto, pot dan vas bunga, gantungan kunci hingga kopiah.
Bahkan ada juga siswa SD yang sehari olah minimal 60 kilogram sampah organik untuk budi daya maggot yang merupakan larva dari jenis lalat "Black Soldier Fly" untuk digunakan sebagai pakan lele. Bahkan siswa tersebut telah membina di banyak kampung.
Tidak hanya itu, ada siswi SD juga yang budidaya lebih dari 10 ribu tanaman jahe merah sampai kampungnya dijuluki kampung wisata Jahe Merah (Jahara). Hal ini dikarenakan setiap rumah warga budidaya jahe merah dan beragam produk olahan dihasilkan di kampung itu.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong agar apa yang sudah dicapai oleh anak-anak itu terus dilanjutkan. Eri meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, para guru, para kepala sekolah, dan Tunas Hijau untuk terus memberikan pendampingan terhadap anak-anak tersebut.
Wali Kota Eri juga memiliki rencana agar produk-produk olahan tersebut bisa menembus industri perhotelan dan UMKM. Bahkan, ada beberapa produk yang sudah diperjualbelikan melalui aplikasi "E-Peken" milik Pemkot Surabaya. Meski demikian, sebelumnya produk-produk itu harus memenuhi standar yang berlaku.
Harapan dari semua itu adalah timbulnya kepedulian terhadap lingkungan yang ada di Surabaya. Hal ini dimulai dari hal kecil yang dilakukan oleh anak-anak kecil hingga orang dewasa. Dengan adanya upaya tersebut, kebersihan lingkungan di Surabaya selalu terjaga sampai kapan pun. [ANTARA]