Suara.com - Tingginya potensi ekonomi digital Indonesia menuntut kebutuhan talenta digital yang juga besar. Pemerintah telah menyatakan untuk menyambut era revolusi industri 4.0. Situasi tu membuat Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga 2030 seiring dengan perkembangan pesat teknologi dan investasi yang terus bertumbuh di sektor ini.
Survei Ernst & Young pada 2021 berjudul “How business and education can help Gen Z reframe the future”2 menunjukkan bahwa sebesar 85 persen Gen Z yakin akan kemampuan pemanfaatan teknologi yang mereka miliki.
Namun, hampir 60 persen diantaranya mengharapkan pembelajaran melalui pengalaman aplikasi ilmu dan kebutuhan akan peran mentor. Kebutuhan peningkatan keterampilan digital yang sesuai dengan kebutuhan terkini diyakini juga masih dibutuhkan karena disebabkan kurangnya pembelajaran di institusi perguruan tinggi yang sesuai dengan persyaratan industri.
Oleh sebab itu, platform lifestyle superapp di Asia Tenggara, Traveloka menghadirkan dua program bagi para talenta digital di perguruan tinggi yaitu Magang bersertifikat Traveloka atau Traveloka Internship Program dan Program Bangkit Kampus.
Baca Juga: Orang Tua Masa Kini Harus Fahami Digital Parenting
"Guna mencapai keselarasan kualitas sumber daya manusia dengan kebutuhan dunia kerja, peran industri dibutuhkan untuk memberikan pengalaman keterampilan digital terkini kepada para talenta digital muda," kata Chief People Operations, Traveloka, Ellen Tuwaidan dalam keterangannya, Rabu, (17/8/2022).
Program ini merupakan kolaborasi serta bentuk dukungan penuh Traveloka terhadap inisiatif pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia di bawah payung Program Kampus Merdeka guna mengembangkan kualitas talenta mahasiswa di Indonesia dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk terjun langsung ke dunia kerja.
"Kehadiran Kampus Merdeka bertujuan untuk menjembatani serta mengakselerasi pemenuhan kebutuhan industri dan kompetensi mahasiswa. Melengkapi dan memberikan pengayaan apa yang menjadi kebutuhan dunia kerja dari dasar ilmu yang telah didapatkan dari kelas dan kurikulum," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng., Plt.