Suara.com - Pada dasarnya hampir semua orang ingin punya kemampuan finansial untuk membeli dan membayar segala sesuatu secara tunai. Tanpa perlu membayar bunga dan berutang, segala kebutuhan dan keinginan bisa terpenuhi dengan membayar penuh di muka. Termasuk dalam hal beli rumah.
Sayangnya, tidak semua orang punya kemampuan finansial sebesar itu, sehingga banyak orang yang harus memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR) dari bank. Mengajukan KPR sendiri termasuk dalam proses yang relatif mudah. Setelah melengkapi dokumen, bank akan melakukan survei ke properti yang diminati. Jika semuanya lengkap dan sah, KPR akan disetujui. Pembeli hanya perlu mengeluarkan uang muka dan biaya KPR di depan.
Jauh lebih meringankan dibanding mengeluarkan uang dalam jumlah besar langsung di awal. Meskipun begitu, membeli dengan tunai pun juga punya keuntungan dan kelemahannya sendiri.
Bila Anda memang punya kemampuan finansial untuk membeli properti secara tunai, mungkin perlu dipertimbangkan apakah tetap lebih untung membayar tunai atau justru memanfaatkan sistem KPR.
Baca Juga: Pembiayaan Mikro Rumah Syariah Kini Makin Terjangkau Berkat Kolaborasi SMF dan PNM
Dekoruma sudah merangkum kelebihan serta kekurangan dari membeli rumah menggunakan KPR dan membeli rumah secara tunai. Simak ulasannya sampai habis, ya!
1. Masih Bisa Menabung dan Punya Dana Darurat Berkat Angsuran Ringan
Keuntungan KPR yang paling utama tentunya adalah memberikan kesempatan bagi orang-orang yang tidak memiliki dana besar untuk membeli rumah. Pemilik rumah hanya perlu membayar angsuran yang sudah disesuaikan dengan bunga KPR setiap bulannya secara rutin.
Angsuran KPR dari bank pun bisa dibilang relatif ringan karena memang sudah disesuaikan dengan pendapatan dan kemampuan finansial Anda dan pasangan. Umumnya, bunga KPR akan fixed selama beberapa tahun barulah fluktuatif mengikuti pasar berdasarkan tenor yang dipilih (10, 15, 20, dan 25 tahun).
2. Perlindungan Ekstra dari Asuransi Rumah
Baca Juga: Sebelum Beli Rumah Tusuk Sate, Ketahui Dulu Plus Minusnya Berikut Ini!
Bank yang biasanya juga memiliki departemen asuransi biasanya memberikan perlindungan asuransi jiwa dan kebakaran dalam perjanjian KPR. Ini berarti Anda bisa sedikit bernapas lega bahwa rumah terlindungi dari kondisi-kondisi yang membahayakan dan butuh mengeluarkan banyak biaya.
Ketika membeli tunai, pemilik rumah biasanya harus mendaftarkan asuransi secara terpisah kepada asuransi swasta atau bank. Prosesnya pun cukup panjang karena membutuhkan survei dan lain-lain, beda dengan KPR yang sudah langsung otomatis dalam perjanjiannya.
3. Harga Rumah Jadi Lebih Mahal dan Keterbatasan Lainnya
Tidak dapat dipungkiri, salah satu kelemahan utama dari membeli properti dengan KPR adalah harga rumah yang jatuhnya lebih mahal. Serendah apapun bunga KPR Anda, pada akhirnya bunga akan fluktuatif dan dengan uang muka, biaya akad KPR, angsuran dan bunga yang dibayarkan setiap bulannya, harga beli rumah jadi lebih mahal dibandingkan membeli tunai.
Kemudian, beberapa keterbatasan lain seperti sertifikat rumah dan surat-surat berharga yang ditahan oleh bank sampai KPR lunas. Nasabah KPR justru akan mendapatkan penalti kalau ingin melunasi properti yang dibeli sebelum tenornya selesai.
4. Beli Tunai Bebas Utang dan Menambah Aset
Untuk pembelian properti secara tunai, pastinya Anda tidak akan memiliki utang seperti membeli menggunakan KPR. Harga beli properti lebih terjangkau karena tidak perlu membayar biaya KPR dan bunga. Maka, dana bisa dihemat untuk jangka panjang.
Membeli secara tunai juga berarti sertifikat akan langsung diberikan sebagai tanda kepemilikan resmi. Properti pun langsung menjadi aset yang langsung bisa dijual bila pemilik membutuhkan dana tambahan.
5. Kurangnya Biaya-biaya Administrasi
Biaya akad KPR bisa dibilang cukup mahal yang biasanya sejumlah tujuh sampai sepuluh persen dari plafon pinjaman yang berarti bisa bernilai puluhan juta Rupiah. Membeli tunai berarti Anda tidak perlu membayar biaya sebesar ini, masih dengan uang muka dan angsuran plus bunga.
Biaya-biaya membeli properti biasanya adalah biaya notaris, biaya cek sertifikat, balik nama (jika membeli rumah second), berbagai jenis pajak, dan biaya akta jual beli. Biaya-biaya ini memang termasuk dalam biaya akad KPR, tapi tetap lebih terjangkau bila diurus sendiri.
6. Butuh Dana Dalam Jumlah Besar dan Risiko Pembelian Lainnya
Selain keuntungannya, membeli rumah secara tunai juga memiliki kekurangannya tersendiri. Keluarnya dana dalam jumlah besar adalah hal utama yang bisa berpengaruh dengan jumlah tabungan atau dana darurat dari pembeli rumah. Yang mana idealnya, dana membeli rumah jangan sampai mengganggu ketersediaan dana darurat.
Kemudian, risiko lain adalah uang yang hilang begitu saja apabila terkena ulah developer abal-abal. Seperti kasus-kasus yang sering terdengar, uang pembeli akan hilang begitu saja ketika developer-nya tidak bertanggungjawab. Risiko ini hampir tidak ada saat menggunakan KPR karena bank sudah menyiapkan surveyor untuk mengecek developer dan fisik properti yang termasuk dalam biaya KPR.
Pada akhirnya, Anda lah yang mengetahui keputusan mana yang terbaik dalam membeli rumah. Apalagi kalau memang memiliki kemampuan secara finansial untuk membeli rumah secara tunai ataupun KPR.
Artikel Terkait:
Mau Beli Rumah Pertama? Simak 7 Tipsnya Agar Tak Salah Pilih!
Pahami Cara Menghitung Bunga KPR Beserta Jenis-jenisnya!
5 Rekomendasi Rumah Milenial di Jabodetabek dengan Lokasi Strategis
Published by Dekoruma |