Suara.com - Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal dalam kehidupan. Salah satunya proses belajar mengajar.
Pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan, membuat para pelajar melakukan proses belajar mengajar secara online. Meski demikian, dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, peneliti dan pengasuh Tarbiyah Islamiyah.com, Ridwan Muzir menyebut ruang digital bisa berbahaya bagi pelajar.
Hal itu lantaran kodratnya sebagai anak-anak adalah bermain, sehingga bagi pelajar ruang digital merupakan media bermainnya yang pertama kali. Untuk itu menurutnya perlu mengamankan etika para pelajar agar bisa paham akan etika dalam bermedia sosial.
“Yang pertama yaitu tumbuhkanlah kesadaran bahwa walau di dunia digital pada dasarnya kita tetap berinteraksi dengan manusia yang nyata. Kedua yaitu pendisiplinan yaitu pembiasan pada hal-hal yang etis dan baik. Ketiga yaitu tauladan, orang tua dan guru harus memberikan teladan dalam menggunakan gawai. Keempat yaitu pendampingan atau dialogis, orang tua harus mendampingi dan jadi teman diskusi (dialog) anak dalam menjelajahi dunia digital,” ungkapnya.
Sementara itu, Dosen di Universitas Sriwijaya, Anang Dwi Santoso, menyebutkan dilihat dari sisi konten kreatif, setiap menggunakan media digital dengan bijak sebaiknya kita harus tahu potensi yang ada dalam diri kita sehingga kita nanti bisa mengembangkan platform yang ada di dunia digital.
Setelah itu mulailah membanjiri media digital dengan konten-konten positif yang dapat bermanfaat bagi banyak orang, sebisa mungkin meningkatkan kapasitas diri kemudian menjadi subjek dalam membuat konten kreatif dan memanfaatkan media sosial.