Suara.com - Jawa Tengah memiliki kekayaan khasanah fashion yang potensial untuk dikembangkan, di antaranya keberagaman hasil wastra Nusantara seperti batik, tenun, sulam, bordir, dan ecoprint. Semua itu menjadi kekuatan untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai pusat destinasi wisata belanja produk Ready to Wear Craft Fashion.
Selain itu, Jawa Tengah memiliki potensi sumber daya manusia di bidang fashion, yaitu para desainer, baik yang tergabung dalam asosiasi mode maupun di luar asosiasi, yang telah menghasilkan karya bertaraf nasional dan internasional, bahkan telah mendapatkan penghargaan internasional.
Sementara itu, Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah dijadikan Creative Center Hub, yaitu tempat yang tepat untuk memromosikan produk-produk para artisan Jawa Tengah melalui panggung etalase “Semarang Fashion Trend’’. Hal ini kemudian mendorong Kota Semarang menjadi salah satu kota mode yang menjadi acuan tren di Indonesia yang mengutamakan konten lokal wastra dari Jawa Tengah untuk mampu berkompetensi di pasar Internasional.
Melihat peluang yang sangat besar untuk memperkenalkan dan mengembangkan industri fashion dari Jawa Tengah, sekaligus mendorong terwujudnya Semarang sebagai kota mode’, Indonesian Fashion Chamber (Semarang Chapter) berkolaborasi dan bersinergi dengan BBPVP Semarang yang memiliki jurusan vokasi bidang Fashion Technology & Business Management dan Bank Indonesia, turut serta mengembangkan industri mode di Tanah Air, khususnya Jawa Tengah melalui kegiatan Semarang Fashion Trend 2022.
Baca Juga: The Next Paula Verhoeven, 5 Momen Kiano Catwalk di Fashion Show
Menurut Ina Priyono, Ketua IFC Semarang Chapter sekaligus Ketua Pelaksana SFT 2022, agar bisa menjadi pusat fashion di pulau Jawa dan Indonesia, harus mampu mengoptimalkan kekuatan lokal. Pondasinya bertumpu pada kekayaan lokal dan kepedulian lingkungan yang harus dimiliki oleh seluruh pelaku industri mode di Semarang dan Jawa Tengah.
Semarang Fashion Trend 2022 yang digelar pada 4-6 Agustus 2022 lalu menghadirkan 9 slot fashion show, fashion competition, fashion exhibition, serta dimeriahkan oleh KS Food Truck.
Semarang Fashion Trend 2022 mengambil tema besar ‘’Co-Exist’’ yang diambil dari Fashion Trend Forecasting 2023-2024. Perubahan pola pikir dari dampak masa pandemi yang masih belum pasti, melahirkan persepsi yang terbagi dalam empat kelompok konsumen untuk Fashion Trend Forecasting 23/24, yaitu The Survivors, The Soul Searchers, The Saviors, dan The Self Improvers.
Lebih dari seratus desainer baik yang tergabung dalam asosiasi perancang maupun di luar asosiasi, brand dan UKM se-Jawa Tengah, mempresentasikan karya terbaiknya yang bisa menjadi referensi dan acuan busana sepanjang tahun 2023/2024.
Salah satu yang mendapat cukup perhatian adalah fashion show batik Blora yang digagas oleh Kepala BI Perwakilan Jateng, Rahmat Dwisaputra. Ia mengatakan bahwa batik Blora merupakan alternatif baru potensi produk batik yang patut dipromosikan di Jawa Tengah.
Baca Juga: Viral Suami Bejat Jual Istri ke Teman Dekat, Korban Dikasih Uang Rp100 Ribu
"Selama ini kita tahu batik merupakan warisan dari zaman kerajaan di pedalaman Jawa seperti Solo dan Yogyakarta, kemudian berkembang ke wilayah pesisir utara seperti Pekalongan, Lasem Rembang, dan sebagainya. Nah, Blora ini belum banyak dikenal, padahal potensi batiknya bagus, motifnya lebih berani dan warnanya lebih beragam. Sehingga kami pilih untuk tampil disini, dan didukung penuh Bupati Blora. Ini wujud dukungan kami pada pengembangan UMKM di Jawa Tengah," katanya, mengutip keterangan pers yang diterima Suara.com.
Selain fashion show menampillkan batik Blora, tampil juga parade busana dari Wignyo x Rorokenes, Sessa by Monica Jufry, My Daily Hijab X Adjani, Batik Warna Alam siPutri, Seindah Nusantaraku, ZoeZoe by Sudarna Suwarsa x Adjani dan Ina Priyono x Roro Kenes.