Banyak Diburu Turis Asing, Ini 6 Tren Pariwisata Paling Diminati di Seluruh Dunia

Jum'at, 12 Agustus 2022 | 10:05 WIB
Banyak Diburu Turis Asing, Ini 6 Tren Pariwisata Paling Diminati di Seluruh Dunia
Ilustrasi liburan (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jumlah wisatawan mancanegara sempat mengalami penurunan karena pandemi. Pada Maret 2022 pariwisata Indonesia nyaris pulih seutuhnya, namun ada beberapa tren wisata yang sedang diburu turis asing.

Tren wisata ini diharapkan bisa ditangkap pelaku bisnis pariwisata dalam negeri, agar semakin menarik minat turis asing berlibur di Indonesia, dengan pilihan destinasi yang beragam.

Berikut ini 6 tren pariwisata yang sedang diminati wisatawan, mengutip siaran pers Xendit berdasarkan darta agen travel online, dikutip suara.com, Rabu (11/8/202).

1. Wisatawan Bisnis

Baca Juga: Bali Resmi Ditunjuk Jadi Tuan Rumah World Tourism Day 2022

Ilustrasi berlibur (Unsplash.com/Steven Lewis)
Ilustrasi berlibur (Unsplash.com/Steven Lewis)

Wisatawan bisnis atau perjalanan bisnis diprediksi akan meningkat. Apalagi data menunjukan ada kenaikan stabil pada jumlah wisatawan bisnis yang datang ke Indonesia saat ini.

Ditambah angkanya, jumlah wisatawan ini belum mencapai angka sebelum pandemi. Ditambah data SAP Concur, 68 persen wisatawan bisnis di seluruh dunia berencana untuk melakukan perjalanan bisnis di 2022.

Banyak perusahaan sudah memberlakukan kebijakan work from office (WFO), meskipun ada pula yang sudah memberlakukan work from anywhere (WFA).

Hal ini dapat dilihat dari pegawai yang mulai kembali ke kantor, klien dan vendor yang kembali melakukan meeting tatap muka langsung, dan regulasi pembatasan sosial yang telah dicabut.

2. Workstation, Bekerja dan Berlibur

Baca Juga: Jualan di Tempat Wisata, Ibu-ibu Ini Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Bule Pria, Warganet Soroti Pakaian Sopan

Saat ini, wisatawan ingin berlibur dengan jangka waktu yang lebih lama. Salah satu buktinya adalah pemesanan akomodasi liburan di kalangan wisatawan Asia Tenggara yang meningkat lebih dari 1.000 persen dari tahun ke tahun.

Hal ini didukung dengan fakta bahwa 16 persen perusahaan di seluruh dunia telah memberlakukan kerja jarak jauh.

Banyak perusahaan yang mengimplementasikan work from anywhere dan meningkatnya jumlah digital nomad, yaitu karyawan yang memilih untuk bekerja dan berlibur dengan workstation.

3. Berwisata Tapi Tetap Selamat

Ilustrasi liburan. (tiket.com)
Ilustrasi liburan. (tiket.com)

Meski berlibur, masih banyak wisatawan yang khawatir terhadap penularan Covid atau perubahan rencana mendadak karena adanya regulasi pembatasan mobilitas di negara-negara tertentu.

Hasilnya Google mencatat kenaikan tajam atau lebih dari 165 persen, untuk pencarian kata kunci terkait “asuransi perjalanan”, terutama di Asia Tenggara. Wisatawan pun mencari cara untuk mengurangi kontak langsung selama liburan.

Misalnya, berdasarkan data dari Amadeus, 41 persen wisatawan memanfaatkan self service check in, 41 persen lebih suka melakukan pembayaran cashless, dan 40 persen memilih jasa pariwisata yang lebih fleksibel terhadap pembatalan atau perubahan jadwal.

4. Liburan Ramah Lingkungan

Laporan Perjalanan Berkelanjutan 2021 dari Booking.com menemukan bahwa 83 persen dari 29.000 responden menganggap liburan ramah-lingkungan sangat penting untuk dilakukan.

Selain itu, 61 persen wisatawan juga berencana melakukan perjalanan yang lebih ramah lingkungan karena adanya pandemi.

5. Ingin Liburan Mewah

Lantaran sudah lama tidak liburan karena terhalang pandemi, hasilnya data Expedia menyebut tahun 2022 sebagai tahun GOAT (greatest of all trips) atau perjalanan terbaik.

Dari 12.000 wisatawan di 12 negara yang disurvei, 65 persen diantaranya berencana menyiapkan budget ekstra untuk merencanakan wisata mereka berikutnya.

6. Wisata Pedesaan Lebih Diminati

Survei terbaru AirBnB mengungkapkan bahwa lebih dari setengah atau 57,6 persen wisatawan di seluruh Asia-Pasifik berencana merogoh kocek lebih besar untuk pariwisata domestik atau dalam negeri.

Hal ini terjadi karena berbagai faktor wisatawan cenderung lebih berhati-hati karena pandemi dan banyak ketidakpastian.

Ada juga alasan pariwisata domestik lebih diincar, karena wisatawan khawatir menghadapi kesulitan saat berlibur di luar negeri

Selain itu populasi di lokasi pedesaan umumnya lebih sedikit, sehingga mengurangi kemungkinan tertular Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI