Suara.com - Pedagang Warmindo di Yogyakarta angkat bicara mengenai isu harga mi instan naik 3 kali lipat. Isu tersebut awalnya disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Mengenai isu tersebut, pedagang hanya bisa berharap agar harga komoditas itu tidak mengalami kenaikan signifikan, apalagi sampai tiga kali lipat dibanding harga sekarang ini.
Listiani, pedagang Warmindo di Kota Yogya, mengatakan sejauh ini harga mie instan masih normal. Ia pun terus berharap agar harga bahan yang menjadi dagangannya itu tetap stabil.
"Dengar-dengar memang akan naik tiga kali lipat. Tapi sampai sekarang harga masih normal. Mudah-mudahan saja harga tidak naik atau kalau naik tidak sampai tiga kali lipat," kata Listiani di Yogyakarta, Kamis (11/8/2022).
Baca Juga: 71 Atlet dari 11 Negara Ramaikan Turnamen Para Badminton Internasional
Menurutnya, jika harga mi instan sampai naik tiga kali lipat, maka nantinya garga semangkuk mi goreng atau mi rebus yang dijualnya secara otomatis juga akan mengalami kenaikan. Ini sebagai penyesuaian harga agar tidak merugi.
Meski demikian, Listiani tetap berharap agar harga mi instan tidak naik terlalu banyak. Ia merasa kasihan dengan para pelanggan yang didominasi oleh anak-anak muda.
"Jika memang nanti harganya tetap akan naik, mudah-mudahan saja tidak terlalu banyak. Kasihan pelanggan karena banyak anak-anak muda," ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, harga jual mi instan di warung yang dikelolanya belum mengalami kenaikan, yaitu antara Rp6.000 per mangkuk. Namun jika mau menambah telur, maka harga semangkuk menjadi Rp9.000.
"Dalam sehari, rata-rata terjual sekitar 20 bungkus," ungkap Listiani.
Baca Juga: Sempat Vakum Akibat Pandemi, Bantul Kembali Gelar Kirab Siwur
Jika harga mi instan tetap akan mengalami kenaikan yang mempengaruhi harga jual makanan di warungnya, Listiani mengatakan akan tetap menjalankan usaha warung makan tersebut.
"Makanan utama yang dijual tetap mi instan karena sesuai dengan namanya, Warmindo. Kalau tidak menjual mi instan pasti akan terlihat aneh," imbuhnya.
Sedangkan pelanggan Warmindo lainnya, Dian mengatakan, mi instan jadi makanan alternatif di saat-saat tertentu karena harganya yang cenderung murah dan terjangkau.
"Kalau sampai mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, pasti akan memberatkan. Harganya menjadi mahal dan mi instan tidak lagi menjadi makanan yang merakyat," keluhnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga mi instan tidak akan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.
Menurutnya, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia membawa dampak baik pada pasokan gandum di tanah air dan diharapkan harga gandum turun pada September karena banyak negara penghasil gandum juga akan panen. [ANTARA]