Suara.com - Kemajuan teknologi membawa banyak perubahan dalam distribusi dan penyebaran informasi. Tapi, jika tidak digunakan sebagai mestinya, kemajuan teknologi digital justru akan membawa dampak negatif.
Salah satunya ialah terkait dengan penyebaran hoaks atau berita palsu. Seperti diketahui, selama pandemi Covid-19 hoaks atau berita palsu juga menjadi tantangan dalam pengendalian Covid-19.
Oleh sebab itu, pengguna mesti bijak dalam menerima dan menyebarkan suatu informasi yang ditemukan di internet. Hal itu diungkapkan oleh penulis dan peneliti Abdurrahman Wahid Centre for peace & humanities Universitas Indonesia, Sarah Monica, Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat.
“Cara menanggulangi hoax, yang pertama yaitu analisis dengan baik baca dulu lebih teliti, rinci dan sampai akhir, kemudian verifikasi pastikan bahwa berita tersebut juga tersedia dan terlampir pada berita-berita atau browser lain yang terpercaya," kata dia dalam keterangannya, Kamis, (11//8/2022).
Baca Juga: CEK FAKTA: Kabar Istri Tusuk Suami Usai Lihat Fotonya dengan Wanita Lain, Benarkah?
Kemudian ia menyarankan untuk melakukan evaluasi. Artinya harus selalu bersikap skeptis dan selektif terhadap informasi yang diterima.
"jangan sampai disebarluaskan apabila berita tersebut palsu atau hoaks,” ungkap pengajar di Ponpes Luhur Al-Tsaqafah Jakarta Selatan.
Sebagai informasi, laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.