Suara.com - Setiap orangtua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, khususnya pada masalah pasangan hidup. Hasilnya tidak sedikit orangtua yang menjodohkan anaknya dengan calon menantu pilihannya.
Jika berhadapan pada situasi ini, tidak sedikit anak yang bingung cara merespon orangtua yang menerapkan perjodohan.
Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal, Pingkan Rumondor, M.Psi mengatakan bahwa tidak semua anak menentang perjodohan, tapi ada juga beberapa yang keberatan.
Jika tidak setuju dengan perjodohan orangtua, Pingkan menyarankan untuk tidak langsung membantah atau menyampaikan keberatannya. Ada baiknya mendengarkan alasan dan tujuan orangtua melakukan tindakan tersebut.
Baca Juga: Cinta Tak Pandang Kasta, Suami Polwan di Pontianak Berprofesi Sopir Truk
"Apa sih tujuan orang tua menjodohkan kita? Apa yang diharapkan dari perjodohan ini? Nah kita cocokkan dengan nilai kita, kalau kita setuju boleh," terang Pingkan dalam acara peluncuran Kampanye #SpeakUpforLove Closeup di Kuningan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Jika tidak setuju dan mantap untuk menolak, tarik napas sejenak dan sampaikan nilai yang dipercaya anak dengan bahasa dan kata-kata yang baik dan tepat.
Kalimat awal yang harus disampaikan, mengucapkan terimakasih karena orangtua sudah pengertian dan ingin menjodohkan dengan calon menantu pilihannya.
Tapi jika belum siap menikah, memiliki tujuan lain sebelum menikah, atau sudah memiliki calon pasangan lain sampaikanlah dengan tutur yang baik.
"Jadi cari yang kita setuju, nggak usah 100 persen, cukup sekitar 10 hingga 20 persen saja kemudian kita kembalikan apa yang kita pengen dari diri sendiri," terang Pingkan.
Baca Juga: 4 Tantangan Menikahi Pasangan dengan Perbedaan Usia yang Jauh
Cerita dan alasan ini diharapkan Pingkan bisa membuka diskusi yang baik antara anak dan orangtua, sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar, serta orangtua lebih bisa mengenali dan memahami anaknya.
"Tapi lebih ke diskusi, 'oke boleh tapi begini ya mam'. Jadi kita bisa pesankan kriteria dijodohkan dengan siapa atau 'aku kurang sreg kalau dijodohi karena mau eksplorasi sendiri'. Jadi hadir diskusi bukan langsung menarik kamu harus begini-begini," tutup Pingkan.