Suara.com - Seorang guru les berusia 44 tahun, yang juga seorang influencer TikTok dikabarkan meninggal dunia karena diduga bunuh diri di Subacng Jaya pada Sabtu, 6 Agustus 2022.
Dikutip dari World of Buzz, Kapolres Subang Jaya, Ajun Komisaris Besar Abd. Khalid Othman menceritakan bahwa korban ditemukan oleh anggota keluarga sebelum dibawa ke rumah sakit saat dia masih bernapas.
“Korban, seorang guru sekolah berusia 44 tahun, meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Hasil penyelidikan awal ditemukan korban mengalami stres emosional dan berobat ke klinik swasta di Petaling Jaya,” katanya.
cyberbullying . Namun, perempuan itu diduga menerima banjir komentar kebencian dari para pelaku cyberbullying sebelum dia meninggal.
Baca Juga: Download TikTok Tanpa Watermark, Begini 3 Caranya
Anggota Dewan Kota Seberang Perai P. David Marshel turun ke halaman Facebook resminya untuk mendesak pengguna media sosial untuk menghindari berbagi masalah pribadi secara online.
“Banyak orang suka berkomentar jika ada masalah pribadi di media sosial. Memalukan, komentar yang menghina, kritik yang berlebihan dan penggunaan kalimat kotor tanpa mengetahui orangnya, tidak etis dan penyebab utama yang menyebabkan korban menjadi bunuh diri dan depresi, ”katanya.
“Pengguna media sosial perlu berhati-hati saat memposting atau mengomentari sebuah postingan,” tulisnya.
Selain itu, ia meminta pihak berwenang karena kurangnya tindakan dalam mencegah insiden seperti itu terjadi di platform media sosial.
“Kementerian Komunikasi dan Multimedia perlu memantau dan menghentikan akun media sosial yang menggunakan identitas palsu, ada ribuan akun media sosial palsu yang digunakan untuk mempermalukan orang di platform media sosial,” lanjutnya.
“Saya memahami bahwa sejak 2020, Kementerian Komunikasi dan Multimedia mengumumkan akan membawa RUU ke DPR untuk mengontrol dan memperbaiki situs media sosial dari elemen jahat di balik akun palsu, tetapi sayangnya, itu belum diajukan di DPR hingga saat ini,” katanya. menjelaskan, menambahkan bahwa Kementerian perlu mempercepat undang-undang yang lebih ketat dan mengatur penggunaan ruang virtual.
Meninggalnya ibu tiga anak ini sungguh memilukan, apalagi jika cyberbullying tersebut benar-benar menjadi penyebab kematiannya.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.