Suara.com - Kasus pelecehan seksual di transportasi umum membuat resah masyarakat, terutama para perempuan. Meski begitu, tak sedikit di antara para korban yang tak berani bertindak atau melaporkan kejadian tak mengenakkan tersebut.
Kabar baik datang dari BUMD milik DKI PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), yang baru saja berkolaborasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk mengampanyekan STOP Pelecehan Seksual.
Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Yoga Adiwinarto menjelaskan pengguna transportasi umum ini mencapai kira-kira 700 ribu pelanggan per hari, sehingga sangat potensial terjadinya pelecehan seksual di dalam kendaraan.
"Karenanya kami mulai kampanye STOP Pelecehan Seksual sebagai langkah pencegahan. Dalam kampanye ini kami bukan hanya fokus pada armada bus (khusus), kami juga berfokus pada sistem lapor. Kami harap pelanggan juga sama-sama mengawasi pelanggan lain, dan kita harus berani speak up untuk membantu, dan berikutnya kalau seandainya jadi korban, berani melapor," kata Yoga di lokasi dimulainya kampanye STOP Pelecehan Seksual di halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Jumat (5/8/2022), seperti dikutip dari Antara.
Yoga menjelaskan bahwa saat ini perusahaan telah membuka layanan pengaduan setiap saat (hotline) melalui nomor telepon 1500 102, atau bisa menghubungi akun Twitter @PT_Transjakarta, atau bisa juga melakukan aduan langsung dengan melaporkan kejadian pelecehan kepada petugas ketika menjadi saksi atau korban pelecehan seksual.
"Kami berkomitmen mendampingi korban dari penanganan sampai ke pelaporan.Kami juga memastikan semua petugas siap menangani dan mengawasi, kami juga menambah petugas di halte dan di bus sudah mulai melakukan pencegahan pelecehan seksual. Kita harus berani melapor berani melawan predator seksual," ucapnya.
Nantinya, seluruh halte TransJakarta akan ditempel dengan stiker STOP Pelecehan Seksual yang disertai dengan informasi layanan pengaduan yang siap siaga.
Selain kampanye STOP Pelecehan Seksual, PT TransJakarta juga berniat menambah 1.801 petugas layanan operasi (PLO) sebagai upaya memperkuat keamanan dan kenyamanan bagi penumpang.
Pengadaan PLO juga merupakan upaya TransJakarta meminimalkan aksi pelecehan seksual, di mana nantinya para petugas diharapkan dapat membantu menangani apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.