Namun, persiapan nonakademik juga tak kalah penting. Haniswita menyampaikan beberapa tips persiapan nonakademik yang perlu dilakukan siswa sedini mungkin:
- Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa dan universitas tujuan. Mulai dari yang sifatnya nonformal, seperti tips dari alumni, hingga informasi formal seperti berkas yang dibutuhkan dan tanggal pendaftaran.
- Mengalokasikan waktu yang cukup untuk menyusun dokumen pendaftaran seperti esai, CV, dan surat rekomendasi. Dokumen-dokumen tersebut berfungsi sebagai lembar promosi diri yang akan dinilai oleh pihak penyeleksi, sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin.
- Melakukan persiapan wawancara, misalnya dengan mempelajari materi yang sering ditanyakan serta berlatih sesering mungkin.
- Mempersiapkan keperluan keberangkatan, seperti deposit, akomodasi, visa, mencari tips dan trik hidup di negara tujuan, dan sebagainya.
- Riset yang mendalam saat menyusun future plan. Hampir semua syarat program beasiswa atau universitas akan meminta rencana kontribusi yang akan dilakukan siswa setelah selesai studi. Menurut Hasniwati, future plan atau rencana kontribusi termasuk salah satu faktor penting yang dapat menentukan hasil seleksi.
- Menyesuaikan visi misi personal dengan visi misi beasiswa yang dituju. Beberapa beasiswa memiliki fokus terhadap bidang tertentu. Contohnya, beasiswa AAS (Australia Awards Scholarships) yang dua tahun terakhir ini berfokus pada Covid-19 Development Response Plan. Maka, siswa yang ingin mendapatkan beasiswa tersebut perlu memastikan rencana studinua sejalan dengan visi misi beasiswa.