Suara.com - Fenomena tak biasa viral di TikTok. Beberapa orang mengaku menggunakan cairan vagina mereka sebagai parfum untuk meningkatkan daya tarik seksualnya. Kiat tak biasa ini dibagikan oleh seorang pengguna bernama Mandy Lee, sebelum akhirnya video tersebut dihapus, setelah ditonton lebih dari 1 juta kali.
Mengutip Insider, Jumat (5/8/2022), tren mengoleskan cairan vagian sebagai parfum disebut vabbing. Cara ini diyakini bisa meningkatkan feromon seseorang, yaitu sinyal kimia yang dipancarkan hewan sebagai daya tarik ke sesama spesiesnya.
Namun menurut Ahli Biologi Evolusioner, Tristram Wyatt,hingga saat ini belum ada bukti parfum sejenis ini punya aroma yang bisa mempengaruhi manusia.
Ia menambahkan, feromon pada hewan mamalia memang bisa memberikan pancaran khusus, sehingga kemungkinan yang sama bisa berlaku pada manusia, tapi belum ada peneliti yang berhasil membuktikan fenomena ini bisa terjadi pada manusia.
Baca Juga: Perjuangan Mahasiswi Lulus, Jam 12 Hadiri Kremasi Ayah Dilanjut Sidang Skripsi
Adapun feromon pada hewan ditemukan pada lobster, tikus, serangga, dan kegunaannya tidak semua berhubungan dengan jenis kelamin.
Seperti pada kelinci, aroma feromon membuat bayi bisa dengan mudah menemukan puting ibu, sebagai tempat mereka menyusu.
Hasilnya hingga saat ini penggunaan cairan vagina sebagai parfum daya tarik seksual masih dianggap sebagai mitos. Namun Wyatt tak mempermasalahkan jika seseorang ini menggunakan cairan vaginanya.
Bahkan metode ini dianggap bisa menimbulkan efek plasebo, karena merasa sudah menggunakan cairan vagina sebagai parfum, maka mereka berpikir punya daya tarik lebih dan meningkatkan kepercayaan diri, padahal belum terbukti secara ilmiah.
"Saya tidak melihat itu sebagai hal membahayakan, dan jika itu memberikan kepercayaan diri, lantas mengapa tidak? Tapi dalam pengetahuan kami saat ini, kami tidak tahu (belum terbukti ilmiah)," tutup Wyatt.