Suara.com - Seorang selebriti internet Cina saat ini sedang menghadapi tindakan hukum karena melakukan live streaming saat dirinya memakan seekor hiu putih besar muda.
Menurut NextShark, pada 14 Juli lalu, seorang food vlogger Cina yang dikenal bernama Tizi, merekam dirinya sedang merebus bagian atas hiu dalam kaldu pedas dan memanggang bagian lainnya dengan saus cabai.
Dilansir Says, dia bahkan digambarkan berbaring di samping hiu yang sudan mati seberat 50 kg, sepanjang dua meter sebelum memasaknya.
Bahkan, Tizi juga memakan beberapa ekor hiu dan menggambarkannya memiliki rasa yang 'enak' dan 'empuk'. Hiu tersebut kemudian dibagikan kepada beberapa orang sekitar yang direkam di videonya tersebut.
Baca Juga: Warga Diminta Laporkan Sampah Antariksa Cina yang Jatuh
Saat itu, seorang warganet yang menontonnya diduga melaporkan videonya itu ke polisi di Nanchong, Sichuan dan menyelidiki untuk melihat apa yang digambarkan sebagai video 'menjijikkan'.
Polisi pun telah mengkonfirmasi bahwa dia memang memakan hiu putih besar. Video Tizi memakan hiu sejak itu telah dihapus. Ini bukan pertama kalinya Tizi dilaporkan saat memasak dan memakan hewan langka.
Dia diduga juga telah mengkonsumsi salamander raksasa, buaya, burung unta, dan bahkan burung merak di siaran langsungnya sebelumnya, menarik perhatian jutaan warganet dengan banyak kontroversi.
Tizi mengklaim bahwa dia membeli hiu secara legal melalui JD.com, pengecer online terbesar di China. Dia juga menyebutkan bahwa hiu dibiakkan di penangkaran untuk tujuan konsumsi manusia.
Oleh karena itu, apa yang dilakukannya tidak salah atau bertentangan dengan hukum. Dia saat ini sedang mencari pengacara untuk mewakilinya karena dia percaya reaksi dan tuduhan yang ditujukan padanya adalah omong kosong.
Baca Juga: Bertemu Presiden Xi Jinping, Jokowi Sebut Indonesia Mitra Strategis RRT
Biro Pertanian dan Pedesaan Nanchong juga telah meluncurkan penyelidikan terhadap Tizi dan orang-orang yang memasok hiunya. Menurut Global Times, pejabat dari biro tersebut telah melaporkan bahwa klaim Tizi tentang pengadaan hiu secara legal dari JD.com tidak benar.
Mereka akan merilis lebih banyak informasi mengenai masalah tersebut di kemudian hari. Chang Yachu, seorang pengacara dari Beijing Kangda Law Firm, membenarkan bahwa jika Tizi terbukti bersalah membeli produk satwa liar yang terancam punah secara ilegal, dia bisa menghadapi hukuman lima tahun penjara, atau penahanan kriminal dan denda yang besar.
Chang menambahkan bahwa beratnya hukuman tergantung pada nilai hiu saat pertama kali dibeli.
Hiu putih besar diklasifikasikan sebagai spesies yang rentan dan jumlahnya menurun dari tahun ke tahun. Our Endangered World melaporkan bahwa ada kurang dari 3.500 hiu putih besar di alam liar.
Alasan utama turunnya jumlah hiu adalah penangkapan ikan komersial. Mereka ditangkap dan diburu untuk diambil sirip, gigi, rahang, dan dagingnya, di antara bagian lainnya. Hiu putih besar juga lambat dewasa secara seksual dan siap menghasilkan keturunan.
Seekor putih besar jantan membutuhkan waktu 26 tahun untuk mencapai kematangan seksual, dan betina membutuhkan waktu 33 tahun. Hiu putih besar saat ini berada di bawah perlindungan beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Namibia, Australia, Selandia Baru, Israel, Malta, dan China.