Pengelola Mal: Kebijakan WFH Membuat Mal Jadi Sepi Kunjungan

Kamis, 04 Agustus 2022 | 19:36 WIB
Pengelola Mal: Kebijakan WFH Membuat Mal Jadi Sepi Kunjungan
Ilustrasi mall. (Unsplash.com/Alexander Kovacs)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 yang memburuk sempat membuat sejumlah perkantoran menerapkan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah.

Kebijakan itu ternyata berimbas ke kunjungan mal, terutama yang berada di area perkantoran menjadi sepi.

Ketua DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, tren kunjungan mal di ibukota mulai naik saat Januari 2022.

Kemudian saat angka infeksi virus corona varian Omicron meningkat di Indonesia pada Februari, jumlah kunjungan mal menyusut lagi.

Baca Juga: Warga Jaksel Jadi Pengunjung Mal Paling 'Berani' di DKI Jakarta Selama PPKM

"Okupansi (jumlah kunjungan) masih berada di 60 persen, itu jalan di tempat. Hanya memang khusus weekend sudah membaik, kalau hari biasa berat. Itu juga pengaruh dari WFH karyawan," kata Ellen saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Kondisi tersebut, dikatakan Ellen, menyebabkan iklim bisnis di pusat belanja menjadi ragu-ragu. Pemilik ritel ingin mengembangkan bisnisnya untuk meningkatkan penjualan tetapi juga harus menunggu kondisi membaik pasca pandemi.

Meski selama enam bulan pertama 2022 jumlah kunjungan di mal makin membaik dibandingkan 2020-2021, menurut Ellen, tren belanja di masyarakat sebenarnya belum kembali normal.

Kondisi tersebut tidak hanya terjadi di DKI Jakarta, melainkan juga secara nasional.

Ketua Umum pusat APPBI Alphonzus Wijaja mengungkapkan, rata-rata jumlah transaksi dalam satu mal sebanyak Rp 150 miliar per bulan. Secara nasional dengan jumlah anggota APPBI lebih dari 400, sehingga transaksi bisa mencapai Rp 60 triliun per bulan. 

Baca Juga: Ketua Baitul Mal Aceh Utara Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Rumah Duafa

"Kondisi saat ini baru 70 persen, sehingga rata-rata baru Rp42 triliun," ungkapnya.

Data pada Kementerian Perdagangan, daya beli di pusat perbelanjaan baru mulai terlihat naik pada April 2022. Ketua Tim Badan Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan Widiantoro mengatakan, tren positif itu terus terjaga hingga Juni 2022, di mana tercatat penjualan eceran tumbuh hingga 15,4 persen. 

"Kelompok makanan, sandang, suku cabang, dan aksesoris yang jadi primadona," ungkapnya.

Selain karena jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia yang melandai dan diikuti cakupan vaksinasi meningkat jadi pengaruh ada pelonggaran aktivitas di masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI