Suara.com - Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Pekan Menyusui Dunia 2022 kali ini juga akan dirayakan dengan semarak oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia atau AIMI, yaitu menggelar pawai payung putih.
Dikatakan Ketua Umum AIMI, Nia Umar, bahwa pawai payung putih ini dilakukan untuk memperingati puncak Pekan Menyusui Dunia, dan akan dilakukan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD), Bundaran HI, JPO Karet Sudirman Phinisi, Jakarta Pusat.
Acara akan berlangsung di hari terakhir Pekan Menyusui Dunia 2022, yakni Minggu, 7 Agustus 2022 pukul 07.00 WIB hingga selesai.
"Jadi pawai payung putih ini dilakukan sebagai cerminan payudara ibu," ujar Nia saat dihubungi suara.com, Rabu (4/8/2022),
Baca Juga: Pekan Menyusui Sedunia 2022: WHO Sebut ASI Eksklusif Jadi Kunci Penurunan Stunting di Indonesia
Uniknya payung putih ini nantinya tidak hanya berwarna polos, tapi terlihat diberi hiasan sehingga membentuk areola atau puting payudara, sebagai pesan dan bentuk dukungan untuk ibu menyusui.
Cat itu bisa berwarna merah muda, coklat, krem dan sebagainya. Selain itu peserta juga diharapkan menggunakan atasan atau busana berwarna putih sebagai busana pawai.
Aksi ini diberi nama 'Payung Putih BerAKSI', bekerjasama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dan Ikatan Bidan Indonesia (PB IBI).
Perlu diketahui Pekan Menyusui Dunia 2022 berlangsung pada tanggal 1 hingga 7 Agustus, yang bertujuan meningkatkan pentingnya kegiatan menyusui dari ibu kepada bayi, yang bisa mencegah ibu dan anak tertular penyakit menular atau kanker payudara pada perempuan.
Apalagi anak yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan setelah dilahirkan, akan menurunkan risiko anak gagal tumbuh karena kurang gizi atau stunting, yang saat ini masih jadi momok di Indonesia.
Baca Juga: Pekan Menyusui Sedunia 2022: WHO Soroti ASI Eksklusif dan IMD yang Menurun di Indonesai
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen, atau hanya menurun 6,4 persen dalam waktu 3 tahun, dari angka 30,8 persen pada 2018.
Sedangkan Indonesia memiliki target menurunkan stunting hingga 14 persen di 2024, yang artinya sejak 2022 stunting harus menurun 10,4 persen dalam waktu 2,5 tahun ke depan.