Suara.com - Kemajuan teknologi menuntut setiap penggunanaya memiliki pemahaman tentang kecakapan digital. Hal ini bukan saja bermanfaat untuk sehari-hari, tapi juga akan membantu memudahkan dalam proses pencarian kerja.
Hal itu diungkapkan oleh Dosen Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Jenderal Soedirman, Dwiyanto Indiahono dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, di wilayah Kota Padang beberapa waktu lalu. Ia mengatakan bahwa setidaknya ada empat kemampuan digital untuk menjadi cakap bermedia digital.
Di antaranya yakni kemampuan memahami mesin pencarian dengan memfilter informasi yang tepat serta mengaktifkan fitur cek fakta. Selain itu ia pun memaparkan manfaat besar dalam bermedia sosial yang salah satunya untuk menampilkan citra diri yang bagus.
“Saat wawancara kerja nanti pewawancara kerja akan melihat media sosial adik-adik, apakah adik-adik punya citra diri yang bagus, produksi konten-konten yang positif, yang mengispirasi, ketika kita membuat citra kita ini merupakan ajang untuk membangun citra adik-adik,” papar Dwiyanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Barlius menjelaskan jika dalam berinteraksi di ruang digital harus mempunyai etika agar tidak kebablasan, sehingga latar belakang kenapa harus etis dalam ruang digital lantaran kita akan bertemu dengan orang yang berbeda budaya dan lain lain, maka dari itu etika menjadikan kita berinteraksi tanpa menimbulkan masalah.
“Makanya setiap rujukan informasi harus terseleksi dengan baik, dalam upaya itu kita harus memahami etika komunikasi digital, harus dianalisis dulu apakah ini dapat merugikan orang lain, jika sifatnya membully orang lain maka dapat mencederai. Ini yang kita perlu pahami sebagai upaya membentengi diri kita, agar kita tidak merusak kenyamanan orang lain,” ujar Barlius.