Dear Seller, Ini Strategi Berinvestasi pada Iklan Online Agar Mendapat Return Optimal

Vania Rossa Suara.Com
Minggu, 31 Juli 2022 | 13:36 WIB
Dear Seller, Ini Strategi Berinvestasi pada Iklan Online Agar Mendapat Return Optimal
ilustrasi Berinvestasi pada Iklan Online. (freepik.com/rawpixel.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Buat para seller, pasti sudah tak asing dengan iklan, yang menjadi alat promosi untuk memperkenalkan produk. Namun, di kalangan UKM, iklan sering kali dianggap hanya sekadar membuang uang. Padahal dengan strategi yang tepat, iklan juga berperan sebagai alat investasi bisnismu, lho.

Nyatanya, investasi tidak melulu soal simpanan dalam bentuk uang, saham, atau materi. Menurut salah satu ahli digital marketing Ninja Xpress, iklan sebagai investasi juga tak kalah penting untuk bantu memajukan usaha.

Survei yang dilakukan Nielsen menyebutkan bahwa kanal digital menempati posisi ke-2 sebagai platform yang digunakan penjual online untuk beriklan. Lalu, bagaimana bisa beriklan dengan optimal? Tentu saja harus melakukan penghitungan cermat dalam beriklan di media online untuk mendapat return optimal, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Selain untuk mendongkrak penjualan dalam waktu singkat, investasi pada iklan juga efektif untuk membangun merek. Iklan menjadi salah satu fondasi penting karena dapat menjangkau target pasar dengan cepat dan luas sehingga mereka mengetahui, mengenal, mempercayai dan pada akhirnya membeli produk. Iklan dengan tujuan jangka panjang dapat memperkuat merek hingga dapat menjadi top of minds pelanggan.

Baca Juga: Pulang dari China, Jepang dan Korsel Presiden Jokowi Bawa Oleh-oleh Investasi Rp 185 Triliun

Kali ini, bekerjasama dengan Digital Marketing Expert Yosef Adji Baskoro, Ninja Xpress membagikan strategi pengelolaan anggaran iklan secara optimal, faktor yang harus diperhatikan saat beriklan, hingga faktor yang mengindikasi suksesnya sebuah iklan. Ini dia:

1. Platform Beriklan

Hampir di setiap sosial media dan search engine, mulai dari Google, Facebook, Instagram, hingga TikTok, memiliki fitur untuk beriklan mempromosikan bisnisnya. Perhatikan sasaran usia, kelas sosial, jenis konten, dan viewability dari masing-masing platform, ya.

2. Menentukan Tujuan dan Target Pasar

Penting sekali untuk menyesuaikan di mana kamu akan beriklan serta jenis konten seperti apa yang sesuai dengan audiens. Ada tiga (3) tahapan yang harus diingat dalam beriklan yaitu Awareness, Consideration, Conversion. Pada tahap awareness, pebisnis ingin memperkenalkan, menginformasikan berbagai fitur dan manfaat produk, serta meninggalkan kesan yang positif terhadap merek.

Baca Juga: Rp4,60 Triliun Modal Asing Masuk Indonesia dalam Sepekan

Misalnya, jika kamu ingin membuat calon pembeli mulai memikirkan merek bisnismu, maka berikan informasi lebih lanjut dan bangun hubungan pelanggan yang baik mereka semakin tertarik. Kemudian tujuan conversion digunakan jika kamu ingin mendorong calon konsumen melakukan pembelian.

3. Anggaran dan Perhitungan Iklan

Penentuan anggaran akan sangat tergantung dengan kondisi bisnis masing-masing. Walaupun tidak bisa digeneralisasi untuk semua industri, tetapi contoh ini bisa membantu untuk menetapkan anggaran iklan.

Misalnya, keuntungan bisnis 20%, maka anggaran marketing di angka 5-10% dari omzet bisnis masih dalam kategori aman. Contoh lainnya jika kamu hanya memiliki margin profit di angka 0.1-0.5%, tentu persentase tersebut tidak dapat diterapkan. Karena itu, sebagai pebisnis harus bisa menyesuaikan anggaran sesuai kemampuan. Tidak perlu kecil hati bila margin kecil, karena kini beriklan di media sosial pun bisa dimulai dengan hanya $1 saja.

4. Faktor Indikasi Keberhasilan Iklan

Jika tujuan beriklan adalah conversion, maka matrik yang harus diperhatikan adalah ROAS (return on ads spent), di mana pengukurannya bisa dilihat dari rasio CTR (click through rate). Menurut pengalaman Yosef, ROAS yang baik itu minimum 10x dari anggaran.

Contohnya:
Budget Iklan Rp 5,000,000. Profit Minimum 20%.
Omset yang harus didapatkan minimal adalah Rp 50,000,000.
Omzet 50 juta dengan asumsi profit 20%, maka total revenue yang didapatkan adalah 10 juta. Jika mengurangi total revenue dengan total cost (anggaran iklan), maka akan tetap untung 5 juta.

Intinya, profit yang didapatkan tidak boleh lebih kecil daripada biaya iklan yang dikeluarkan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas konten serta pengaturan iklan yang baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI