Suara.com - Meski banyak menuai pro dan kontra, namun fenomena Citayam Fashion Week yang muncul di sekitaran kawasan Dukuh Atas - Sudirman, dianggap sebagai wadah yang bisa menunjukkan kreativitas anak muda.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta Hari Wibowo.
"Kami menilai mereka adalah anak muda kreatif yang memang perlu ada wadahnya, serta perlu disalurkan bakat dan talentanya," kata Hari, dikutip dari ANTARA, Kamis (28/7/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan, Jakarta sangat terbuka dengan kreativitas anak muda di berbagai bidang, tak terkecuali fesyen. Hari berharap, fenomena ini juga bisa berkembang di kota-kota lain di Indonesia.
Baca Juga: Viral karena Jeje, Kata Slebew Ternyata Punya Banyak Arti
"Sebagaimana arahan gubernur, Jakarta adalah kota kolaborasi, kota milik semua, milik warga negara Indonesia. Semua orang boleh datang ke Jakarta sepanjang mematuhi aturan yang berlaku."
"Silahkan datang ke Dukuh Atas, tapi tertib dan menjaga kebersihan, karena semakin viral, semakin banyak pula yang datang," jelas Hari.
Ia pun menyadari bahwa fenomena pamer outfit di ruang publik ini tidak hanya terjadi di Jakarta tapi juga di kota dan kabupaten lain seperti Bogor dan Surabaya.
"Menurut saya, kegiatan-kegiatan seperti ini baik ketika sudah bermunculan di berbagai tempat lainnya, tak hanya di Jakarta. Tetap itu tadi, mematuhi aturan yang ada dan tertib," ujarnya menambahkan.
Bicara mengenai industri kreatif, Hari memaparkan industri ekonomi kreatif di DKI Jakarta memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan lebih jauh.
Baca Juga: Jalan Sudirman Macet 4 Km, Polisi Tutup Sementara Lokasi Citayam Fashion Week
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta masih menjadi kontributor terbesar terhadap perekonomian nasional. Terbukti pada kuartal II-2020, Jakarta berkontribusi sebesar 17 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), disusul Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II-2021 berada pada zona positif sebesar 10,9 persen atau tumbuh positif setelah pada periode sama 2021 kontraksi 8,33 persen. BPS juga mencatat PDRB DKI Jakarta pada triwulan II-2021 mencapai Rp721,5 triliun.
Sementara itu, di bidang ekonomi kreatif, Hari menjelaskan bahwa produk gaya hidup halal (halal lifestyle) memiliki porsi yang cukup banyak dalam perkembangan sektor ini. Bagi dia, gaya hidup halal bukanlah hal yang tersegmentasi, melainkan sebuah gaya hidup yang cocok untuk semua kalangan.
"Saya sempat berdiskusi dengan banyak pihak terkait, bahwa halal lifestyle ini bukan untuk Muslim saja, tapi juga menjadi bagian dari kehidupan kita. Banyak orang memilih makan di restoran halal, karena produknya dinilai terjamin higienis dan bersih," kata Hari.
"Harapannya kita bisa menerima bahwa halal lifestyle menjadi bagian keseharian kita, tanpa paksaan, dan tentu bermanfaat bagi semua orang," imbuhnya.