Tak Cukup Ilmu Bisnis, Inilah 3 Hal yang Penting Dimiliki Oleh Calon Wirausahawan

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2022 | 19:14 WIB
Tak Cukup Ilmu Bisnis, Inilah 3 Hal yang Penting Dimiliki Oleh Calon Wirausahawan
Ilustrasi wirausahawan (pexels.com/Kampus Production)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fakta mengejutkan diungkap Badan Pusat Statistik yang mencatat tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun ini mencapai 5,83 persen, atau sekitar 8,40 juta orang dari total penduduk usia kerja yang sebanyak 208,54 juta orang. Di mana sebanyak 13,17 persen di antaranya, atau sekitar 1,2 juta orang, merupakan pengangguran terdidik alias mereka yang bergelar diploma dan sarjana.

Menurut dosen sekaligus Ketua Program Wirausaha Merdeka Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Hesti Maheswari, tingginya tingkat pengangguran terdidik di Indonesia terjadi akibat kurang terasahnya keterampilan wirausaha para mahasiswa di Indonesia.

“Akibatnya, ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan, atau keluar dari pekerjaan karena terkena pemutusan hubungan pekerjaan (PHK), mereka menganggur,” katanya, mengutip siaran pers yang diterima Suara.com.

Untuk menekan tingkat pengangguran terdidik tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Kementerian Keuangan pada tahun ini telah meluncurkan program Wirausaha Merdeka yang diselenggarakan di 17 kampus.

Baca Juga: RELX Academy Akan Cetak 600 Anak Muda Menjadi Wirausaha

Universitas Prasetiya Mulya, sebagai salah satu pelaksana program, membuka kesempatan bagi mahasiswa dari universitas lain dari seluruh Indonesia untuk bergabung mengikuti program tersebut.

Menurut Kepala Sub Program Studi Manajemen Bisnis Universitas Prasetiya Mulya, M. Setiawan Kusmulyono, MM., nantinya para peserta program Wirausaha Merdeka yang terpilih akan mengikuti perkuliahan sesuai kurikulum di Universitas Prasetiya Mulya.

“Di Prasetiya Mulya, kami merancang kurikulum perkuliahan seperti sebuah ekosistem yang bertujuan untuk melahirkan wirausaha dengan karakter tangguh dan tidak pantang menyerah, memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola bisnis, serta memiliki kepekaan sosial,” ujarnya.

Tiga karakter itulah, kata Setiawan, yang membuat para lulusan Prasetiya Mulya selalu siap menghadapi berbagai situasi, baik langsung terjun menjadi pengusaha muda setelah lulus, memilih masuk dunia kerja terlebih dahulu, maupun bekerja sambil menjalankan usaha.

Saat ini, Setiawan menjelaskan, sekitar 27 persen lulusan Universitas Prasetiya Mulya langsung mengambil jalan sebagai wirausaha. Dan jumlah ini lebih tinggi dari kampus bisnis dunia, di mana rata-rata lulusan mereka hanya 11 persen yang begitu lulus langsung menjadi wirausaha.

Baca Juga: UMKM Harus Mengoptimalkan Ekosistem Digital Untuk Bertahan

Setiawan menjelaskan, pendidikan ilmu bisnis sangat penting bagi para calon wirausaha.

“Meski pada dasarnya siapa saja bisa memulai bisnisnya sendiri, dan banyak orang yang mengatakan menjadi wirausaha itu tidak perlu sekolah, tapi ilmu bisnis yang diajarkan di kampus, dapat menjadi faktor penentu kesuksesan usaha seorang wirausaha,” ujarnya.

“Mereka yang berbisnis tanpa bekal ilmu akademis, akan belajar melalui proses trial and error. Biasanya proses itu memakan waktu panjang, bisa 10 sampai 15 tahun sampai mereka menemukan formula tepat,” tambah Setiawan.

Sementara itu, pelaku wirausaha yang dibekali dengan teori dan ilmu bisnis punya kemampuan untuk menemukan ide, mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan menjalankan bisnisnya secara terstruktur. Hal ini dapat mengurangi risiko kegagalan dan ketidakpastian saat mereka menjalankan bisnis.

Di Prasetiya Mulya, kata Setiawan, para mahasiswa dididik dan diajak untuk menjalani proses bisnis dari mulai menggali ide sampai menghadapi aneka tantangan usaha itu, bahkan sejak masa awal perkuliahan.

Selain ilmu bisnis, Universitas Prasetiya Mulya juga melengkapi kurikulumnya dengan STEM atau science, technology, engineering, and math. Dengan kolaborasi dua rumpun ilmu ini, para peserta didik pun mendapatkan bekal ilmu teknologi.
Harapannya, para mahasiswa akan memiliki visi yang panjang, terbiasa menghadapi perubahan tren, serta siap membuat berbagai inoviasi dan model bisnis.

Hal yang juga tak kalah penting adalah, para mahasiswa juga harus dibekali dengan kepekaan sosial, sehingga ke depannya bisnis yang mereka bangun bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Dua mahasiswa Universitas Prasetiya Mulya yang kini menjalani semester IV di Program S1 Bisnis, Clarissa Mitzi dan Siditio Oktobiliandy, mengakui besarnya manfaat ilmu yang mereka dapatkan di kampus sebagai bekal menjalankan usaha. Clarissa yang kini tengah mengembangkan bisnis dessert frozen yoghurt bernama Kuka, mengatakan di dunia nyata menjalankan bisnis tidaklah mudah.

“Niat dan ide saja tidak cukup. Calon pengusaha harus memiliki perencanaan yang baik sebelum mengeksekusi idenya. Teori-teori bisnis yang kami dapatkan di kampus sangat membantu saat kami membuat perencanaan, mulai menjalankan usaha, dan mencari cara untuk mengembangkan usaha kami,” ujarnya.

Sedangkan, Tio yang tengah membangun bisnis produk perawatan rambut Serra, berpendapat bahwa ilmu bisnis sangat menentukan tingkat keberhasilan sebuah usaha yang dijalankan.

“Tanpa ilmu, berbisnis itu seperti berjudi, perbandingan gagal dan berhasilnya 50:50. Tapi dengan dasar ilmu bisnis yang dimiliki, seorang calon pengusaha dapat meningkatkan peluang keberhasilannya hingga 20-30 persen," kata Tio.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI