Suara.com - Belakangan ini istilah Citayam Fashion Week menjadi viral di kalangan masyarakat termasuk warganet di sosial media. Keberadaannya menuai pro dan kontra, sebagian orang terganggu dengan adanya fenomena ini.
Namun, tak sedikit pula yang memberi pujian dan dukungan atas tren fashion street tersebut. Fenomena ini juga dikaitkan dengan fenomena Harajuku, tren street fashion ala Jepang. Lantas, apa perbedaan keduanya?
Seperti yang diketahui bahwa dalam ajang Citayam Fashion Week, para anak muda 'SCBD' akan memamerkan gaya fashion mereka di kawasan Stasiun MRT Dukuh Atas. Mereka sengaja berkumpul dan nongkrong di sana untuk unjuk gaya berbusananya masing-masing.
Berikut lima perbedaan antara Citayam Fashion Week dan Harajuku di Jepang.
1. Lokasi Citayam Fashion Week
Fenomena Citayam Fashion Week terjadi di beberapa lokasi di Jakarta. Mulai dari kawasan Sudirman, Dukuh Atas hingga Tanah Abang.
Banyak remaja yang memadati area-area tersebut dengan berbagai gaya pakaian andalannya. Potret dengan pose menarik di pusat Jakarta itu diunggah dan tersebar di berbagai situs media khususnya TikTok.
2. Lokasi Harajuku
Harajuku merupakan sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Ini dikenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul dengan mengenakan pakaian yang nyentrik dan mencolok.
Baca Juga: Pemprov DKI Bakal Gelar Swab Massal di Area Dukuh Atas, Imbas Kerumunan Citayam Fashion Week
Lokasinya mencakup kawasan Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dri), department store Laforet, hingga Gimnasium Nasional Yoyogi.
Harajuku menjadi lokasi berkembangnya subkultur Takenoko-zoku pada 1980-an silam. Hingga saat ini, kelompok remaja dengan berbagai gaya pakaian nyentrik bisa dijumpai di area Harajuku.
3. Asal Usul Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week bermula dari sekelompok anak muda dan remaja yang nongkrong di sejumlah kawasan Jakarta Pusat. Mereka datang dari wilayah sekitar Ibu Kota seperti daerah Citayam, Bogor, dan Depok. Namun, mengingat kebanyakan dari mereka berasal dari Citayam, maka muncul istilah Citayam Fashion Week.
Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Kebon Melati Muhamad Alfarabi mengungkapkan para remaja itu mengetahui tempat nongkrong di Stasiun MRT Dukuh Atas lantaran mereka dulu pernah menetap di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
4. Asal Usul Harajuku
Pada era 1970-an, ketika pusat mode Jepang bergeser dari Shibuya, maka street fashion Harajuku mulai dilirik. Perkembangan gaya Harajuku kian meningkat didorong dengan pertunjukan musik setiap akhir pekan di kawasan tersebut hingga menjadi ajang ekspresi gaya busana anak-anak muda Jepang.
Sementara itu, salah satu sumber mengatakan jika gaya Harajuku berkembang di kancah internasional pada awal 2000-an. Perkembangan ini dipengaruhi oleh eksistensi seniman Jepang, seperti Kyary Pamyu Pamyu dan Babymetal.
Gaya Harajuku juga makin dikenal berkat sejumlah artis internasional yang turut serta meramaikan tren ini. Diantaranya, Lady Gaga dan Nicki Minaj.
5. Style Citayam Fashion Week
Para remaja yang datang ke Citayam Fashion Week mengenakan pakaian unik dan nyentrik yang menarik perhatian. Selain itu, pemilihan warna yang khas yakni motif monokrom juga menjadi sorotan.
Pemandangan inilah yang membuat Citayam Fashion Week memiliki daya tarik tersendiri di mata publik hingga disorot media luar negeri.
6. Style Harajuku
Gaya Harajuku merupakan fashion street dengan gaya aneh. Melansir The Culture Trip, ciri khas fenomena adalah kreativitas dalam permainan serta perpaduan warna yang mencolok.
Tak hanya itu, gaya Harajuku juga menjadi imajinasi dari karakter sehingga menghasilkan gaya busana unik. Beberapa diantaranya yang terkenal, yaitu gyaru, cosplay, gadis lolita, gothic, visual kei, dan masih banyak lagi.
Japan National Tourism Organization mengungkapkan kecintaannya pada gaya Harajuku turut mendorong perkembangan dan transformasi budaya kawasan ini yang terletak di pinggiran kota. Selain di Jepang, gaya Harajuku juga mulai dikenal di kancah internasional.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti