Suara.com - Merencanakan biaya pendidikan anak sejak dini bisa menjadi strategi bagi orangtua untuk 'mencicil' uang sekolah.
Selain menabungnya di bank, berbagai produk investasi bisa jadi pilihan yang tepat agar dana yang dikumpulkan juga bisa mengejar inflasi atau kenaikan biaya pendidikan.
Namun, jangan asal memilih produk investasi hanya karena keuntungannya tinggi. Penting untuk disesuaikan dengan jangka waktu anak akan segera masuk sekolah.
Perencanaan dana pendidikan anak bisa dibagi menjadi tiga jenjang berdasarkan jeda waktu anak akan segera bersekolah.
Baca Juga: LPDP Buka Pendaftaran Beasiswa Tahap Dua 4 Juli 2022 hingga 5 Agustus 2022
Tiga jenjan tersebut adalah jangka pendek atau kurang dari satu tahun, menengah atau 1-5 tahun, dan jangka panjang atau lebih dari 5 tahun.
Setelah jangka waktu dipastikan, orang tua bisa lebih mudah menentukan produk investasi yang tepat untuk menyesuaikan dengan risikonya.
Dikutip dari siaran pers Bibit, Minggu (24/7/2022), berikutrekomendasi produk investasi untuk dana pendidikan anak sesuai dengan jangka waktunya.
Investasi Jangka Pendek
1. Deposito
Produk keuangan bank yang memberikan imbal hasil berupa bunga dan jangka waktu investasi bisa ditetapkan di awal.
Baca Juga: 3 Manfaat Menyiapkan Dana Pendidikan Anak Sebelum Mereka Masuk Usia Sekolah
Meski imbal hasil relatif rendah, tapi deposito merupakan investasi yang rendah risiko dan memiliki pilihan jangka waktu tiga, enam, sampai 12 bulan sehingga cocok untuk investasi jangka pendek.
2. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
Jenis reksa dana rendah risiko karena menempatkan asetnya di instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Pergerakan RDPU cenderung stabil meningkat sehingga cocok untuk investasi jangka pendek. Selain itu, RDPU memiliki likuiditas tinggi atau waktu pencairan yang lebih cepat dibanding jenis reksa dana lain.
Investasi Jangka Menengah
1. Surat Berharga Negara (SBN)
SBN termasuk jenis obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia untuk membiayai anggaran negara. Karena dijamin negara melalui undang-undang dan memiliki tenor 2-3 tahun, maka SBN bisa menjadi pilihan investasi jangka menengah.
Imbal hasil SBN berupa kupon yang diberikan tiap bulan hingga jatuh tempo. Misalnya, ingin menyimpan dana pendidikan SD anak untuk tiga tahun lagi sebesar Rp20 juta, maka bisa menginvestasikan di salah satu jenis SBN, seperti ORI021 dengan tingkat kupon 4,90 persen per tahun.
2. Reksa Dana Obligasi (RDO)
RDO berupa reksa dana yang menempatkan asetnya sebanyak minimal 80 persen di obligasi. Pergerakan RDO cenderung berfluktuasi, karena aset obligasi yang dapat diperjualbelikan.
Namun kinerjanya masih bisa ditopang dengan pembagian kupon secara berkala. Sehingga, RDO bisa memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka menengah.
Contohnya, RDO Danamas Stabil dengan tingkat return rata-rata tahunan (CAGR) sebesar 6,97 persen dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Investasi Jangka Panjang
1. Saham
Saham adalah bukti kepemilikan atas perusahaan yang dapat diperjualbelikan. Investasi saham memang fluktuatif atau memiliki pergerakan naik turun dan risiko yang tinggi, tapi dalam jangka panjang dapat memberikan potensi keuntungan yang relatif besar.
Namun perlu diingat, berinvestasi di saham memerlukan skill analisis secara fundamental maupun teknikal agar bisa memahami pergerakan pasar dan memilih saham mana saja yang tepat untukmu.
2. Reksa Dana Saham (RDS)
RDS termasuk jenis reksa dana yang menempatkan minimal 80 persen aset di saham. Karena berisi saham, jadi pergerakannya juga fluktuatif.
Tapi di sisi lain, RDS dikelola oleh Manajer Investasi profesional yang melakukan analisis dan memilih berbagai saham sehingga lebih memudahkan kita dalam mengelola investasi.