Guru Masa Kini Mesti Tahu, Ini Pentingnya Cakap Digital Agar Proses Belajar Mengajar Lebih Menarik

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 22 Juli 2022 | 12:51 WIB
Guru Masa Kini Mesti Tahu, Ini Pentingnya Cakap Digital Agar Proses Belajar Mengajar Lebih Menarik
Ilustrasi anak belajar daring. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama dua tahun pandemi Covid-19 berlangsung, proses belajar mengajar sempat dialihkan menjadi online. Situasi ini menjadi tantangan, terutama bagi para guru untuk bisa membuat proses belajar mengajar tetap menarik bagi para murid.

Dalam Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), di Kota Padang, Sumatera Barat, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Habibul Fuadi, ia menyebut jika budaya cakap digital tentu saja sudah menjadi budaya bagi guru-guru dalam mengajar maupun mengabsen melalui online.

Karena sudah banyak perangkat lunak yang sudah dilaksanakan di dinas pendidikan dan dilaksanakan oleh kepala sekolah, contohnya saja merangkum data itu sudah biasa melalui online baik itu jumlah sekolah nama kepala sekolah, dan informasi-informasi lain.

”Baru-baru ini sudah launcing aplikasi yang namanya Gundala yaitu guru andalan, berapa jumlah guru kita masingmasing itu bisa dimasukkan di dalam aplikasi tersebut, ini menjadi hal yang sangat diperlukan sekolah - sekolah,” kata Habibul Fuadi saat membawakan materinya.

Baca Juga: 5 Langkah Memulai Diri Menjadi Pribadi yang Lebih Baik, Yuk Lakukan!

Belajar online (pixabay)
Belajar online (pixabay)

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Faisal Kamandobat yang merupakan Pengurus Lesbumi PBNU menyatakan perudungan di dunia maya atau cyber bullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan menggunakan media digital.

Cyber bullying dapat memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline.

“Kita salah satu negara yang terdapat banyak bullying,kenapa sumber daya moral tidak berbanding lurus dengan moralitas. Apapun latar belakang kultural kita tetap butuh etika komikasi ini dianut perilaku yang aman bagi semuanya,” jelas Faisal yang juga merupakan peneliti sosial budaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI