Suara.com - Perancang busana Didi Budiardjo kembali mengadakan fashion show bertajuk Bedtime Stories. Ia mengatakan, sebanyak 55 karyanya kali ini terinspirasi dari mimpi dan perjalanan hidup.
Menurut Didi, tidur menghadirkan banyak kisah, mulai dari yang sulit memejamkan mata karena insomnia, hingga banyaknya cerita dalam mimpi yang bisa dibuat.
"Bedtime stories jika diterjemahkan cerita menjelang tidur. Ada orang yang gak bisa tidur, yang insomnia, itu yang jadi inspirasi saya. Kalau tidur mereka bermimpi seperti apa, itu banyak sekali yang menginspirasi saya,” kata Didi Budiardjo, ditemui Rabu (20/7/2022).
Sebagai perancang busana yang sudah aktif sejak tahun 90-an, ia juga mengaku mendapat banyak inspirasi. Misalnya, ia sering menggunakan desain lama dan dipadukan dengan era saat ini sehingga dapat memberikan kesan yang berbeda.
Hobinya yang gemar jalan-jalan juga membuatnya menemukan banyak ide. Oleh karena itu, Didi mengaku ide-ide dari waktu dan fisik yang dialaminya membuat berbagai karya yang luar biasa, sehingga bisa ditampilkan ke publik.
"Ide saya juga dari traveling, baik diri sendiri mauapun traveling waktu. Jadi style dihasilkan terdiri dari berbagai era sehingga selalu memberi informasi mengenai ide-ide baru lagi," ucapnya.
Dan meskipun karya-karya selalu terkesan mewah dan modern, Didi mengaku kalau dirinya senang menggunakan bahan dari kain-kain lama. Menurutnya, justru kain-kain produksi lama itu memiliki kualitas yang sangat baik.
Selain itu, kain-kain lama jika dibuat ulang lagi harganya pasti akan mahal. Oleh karena itu, menurutnya dengan menggunakan kain lama sendiri akan memiliki nilai tersendiri dalam karya yang dibuatnya tersebut.
"Kualitas kain dari kain produksi pengusaha lama itu sangat baik sekali, dan tidak bisa dikerjakan oleh pabrik-pabrik sekarang karena kalau dibuat ulang itu harganya terlalu mahal, jadi kain lama ada valuenya," jelas Didi.
Baca Juga: Kenakan Outfit Serba Pink, Hwasa Mamamoo dan Anne Hathaway Curi Perhatian di Acara Valentino
Didi sendiri juga mengaku jika ia justru melihat bahan-bahan yang jarang dibeli atau disukai orang lain. Menurutnya, bahan yang tidak laku tersebut justru menarik untuk digunakan.
"Biasanya saya justru melihat sesuatu yang tidak diinginkan oleh orang lain itu menjadi perhatian saya. Saya justru membeli kain yang tidak laku di paling bawah. Sampai penjualnya bilang ‘buat apa itu kain gak laku’, tapi buat saya itu sesuatu yang menarik," pungkasnya.