“Para pemimpin G20 perlu membuat komitmen untuk memastikan investasi yang responsif gender untuk memperluas infrastruktur dasar, layanan kesehatan, dan perawatan di daerah pedesaan sehingga mereka dapat berpartisipasi secara setara di pasar tenaga kerja dan membangun ketahanan mereka,” ujar Uli.
Terakhir, Uli mendorong pemimpin G20 untuk mendorong pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas.
Dia menjelaskan bahwa perempuan penyandang disabilitas secara sistematis terpinggirkan, sehingga menghalangi mereka untuk berpartisipasi secara setara dalam masyarakat.
“Realitas ini menunjukkan kepada kita mengapa kita harus segera memiliki strategi untuk memenuhi kebutuhan mereka,” kata Uli.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa W20 sebagai salah satu engagement group G20 berperan untuk mempengaruhi tata kelola ekonomi global guna memajukan pertumbuhan ekonomi inklusif gender dengan mengutamakan pada perdamaian internasional dan perlindungan bagi perempuan dan anak perempuan.
Untuk itu, Uli berharap semua pihak yang terlibat dalam KTT W20 dapat berdiskusi guna menghasilkan komitmen berbentuk komunike yang akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo selaku Presiden G20 dalam KTT November 2022.
“G20 memiliki peran yang kuat dalam menyusun kebijakan ekonomi yang berdampak pada manfaat pemberdayaan ekonomi perempuan,” ujar dia, menegaskan.