Suara.com - Bagi beberapa pasangan, ketika melakukan hubungan seksual meskipun tidak menginginkannya sering kali berakhir dengan kehamilan. Padahal, saat melakukan seks tidak mengeluarkan sperma di dalam vagina.
Kondisi seperti ini sendiri, rupanya dapat terjadi karena cairan precum yang dikeluarkan saat melakukan hubungan seksual.
Melansir laman Parents, precum sendiri merupakan cairan atau lendir sebelum sperma keluar. Cairan yang satu ini sendiri mengandung protein dan enzim serta berfungsi menyeimbangkan pH sehingga sperma dapat bertahan hidup di vagina.
Selain itu, cairan precum sendiri juga difungsikan sebagai pelumas alami saat sedang berhubungan seksual dengan pasangan.
Baca Juga: BEN Sang Penyanyi dan Penulis Lagu Dikabarkan Kini Tengah Mengandung
Selain itu, Ginekolog dan Direktur Keluarga Berencana di UC Davis Health, Mitchell Creinin, M.D. mengatakan, precum sendiri keluar secara tidak sadar. Oleh karena itu, pria tidak merasakan sensasi yang luar biasa seperti saat ejakulasi.
Lalu apakah precum mengandung sperma?
Pada dasarnya cairan precum tidak mengandung sperma. Namun, pada beberapa kasus terdapat sperma yang juga terbawa oleh precum. Hal tersebut yang membuat precum mengandung sperma di dalamnya.
Dalam sebuah studi tahun 2013 yang dilakukan pada jumlah sperma precum pada 27 pria menemukan, sekitar 41 persen pria memiliki sperma di precum mereka. Rupanya terdapat 37 persen di antaranya adalah memiliki sperma motil (sehat).
Studi serupa tahun 2016 tentang jumlah sperma di precum mengungkapkan, ditemukannya sperma sehat pada sekitar 17 persen pria. Meskipun demikian, kondisi ini juga masih diteliti lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya.
Baca Juga: Tasya Farasya Sedang Hamil Anak Kedua
Untuk itu, pada pasangan yang memang belum berniat memiliki bayi, dapat berisiko hamil ketika melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (kondom).
Dokyer Creinin juga mengungkapkan, kondisi ejakulasi juga harus segera ditarik jauh sebelum sperma keluar. Hal ini karena ketika proses penarikan penis dekat dengan waktu ejakulasi memliki risiko yang lebih tinggi untuk wanita menjadi hamil.
Selain itu, precum sendiri tidak dapat dikontrol. Banyaknya cairan precum sendiri juga tergantung dengan tingkat gairah yang dimiliki pria tersebut.
Oleh karena itu, salah satu cara ampuh untuk mencegah kehamilan yang aman yaitu menggunakan alat pengaman saat berhubungan seks.
Dengan begitu, baik cairan precum maupun saat ejakulasi tidak ada sperma yang masuk ke dalam vagina dan berpotensi membuat hamil.