Tak Bisa Didaur Ulang Secara Aman, Ini Dampak Sampah Plastik Sachet Terhadap Kesehatan dan Lingkungan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 18 Juli 2022 | 12:59 WIB
Tak Bisa Didaur Ulang Secara Aman, Ini Dampak Sampah Plastik Sachet Terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Ilustrasi sampah plastik menumpuk (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menyerukan untuk penghentian penggunaan kemasan saschet plastik. Hal ini karena sampah sachet tidak dapat didaur ulang secara aman dan berkelanjutan dan ditemukan mencemari lingkungan, baik di darat maupun di laut.

"Kami mengubah narasi daur ulang sachet menjadi narasi guna ulang dan isi ulang secara signifikan dan mendorong kepatuhan terhadap kebijakan nasional mengenai konsumsi dan konsumsi plastik oleh produsen,” ujar Rahyang Nusantara, selaku Co-Coordinator AZWI.

Manager Program ECOTON, Dr. Daru Setyorini, menjabarkan sejumlah fakta yang ditemukan dalam Ekspedisi Sungai Nusantara yang digelar sejak awal tahun ini.

“Tim ekspedisi menemukan Sungai Ciliwung yang kini dibanjiri sampah sachet. Sampah ini diproduksi perusahaan domestik dan global. Sebagaimana diketahui bersama, sachet adalah sampah kemasan plastik fleksibel berukuran kecil yang tidak bisa didaur ulang," kata dia.

Baca Juga: Jorok! Sampah Plastik Menumpuk di Kawasan Wisata Baduy, Dibuang Sembarangan Para Wisatawan

Daru melanjutkan, kemasan sachet ini mudah tersebar dan tersangkut di dahan dan akar pohon tepi sungai, melepaskan jutaan partikel mikroplastik yang mengandung bahan kimia ftalat dan EVOH yang beracun, mengganggu sistem hormon dan pemicu kanke.

“Untuk mengetahui produsen mana yang menjadi top polluters sampah sachet di Sungai Ciliwung, kami melakukan brand audit dan hasilnya menunjukkan Unilever sebagai juara pencemar sachet,” tambahnya.

Senada dengan Daru, Co-Founder Nexus3 Foundation Yuyun Ismawati menjelaskan bahwa kemasan sekali pakai berbahan plastik berpotensi memindahkan senyawa kimia berbahaya, seperti PFAS, ke makanan. Untuk membuat kemasan tahan cuaca, juga digunakan senyawa-senyawa berbahaya lainnya, seperti UV-328.

“Penggunaan senyawa-senyawa berbahaya dalam kemasan sachet ini bukan hanya berbahaya terhadap kesehatan konsumen tetapi juga terakumulasi di lingkungan. Kimia-kimia ini juga akan menyebabkan ekonomi sirkular yang toksik,” jelas Yuyun.

Baca Juga: Gus Miftah Bilang Ridwan Kamil Capres Kita: Buang Itu Nama Ganjar ke Tong Sampah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI