Suara.com - Mattel menganugerahkan Barbie Role Model 2022 kepada sosok ikonik Butet Manurung sebagai langkah menginspirasi anak perempuan Indonesia untuk berani mewujudkan mimpinya.
Brand Manager Mattel Southeast Asia, Dwanty Eka Putri, mengatakan jika boneka ini menjadi satu-satunya boneka di dunia sebagai bentuk apresiasi terhadap sosok inspirasional Butet Manurung yang memperjuangkan kesetaraan pendidikan di komunitas marjinal dan masyarakat adat di seluruh Indonesia
"Kami ingin memberikan inspirasi bagi anak perempuan melalui pemberdayaan profil panutan inspirasional, Barbie menghadirkan Barbie Role Model. Program ini merupakan inisiatif Barbie yang secara konsisten mengangkat profil dan cerita para perempuan hebat di seluruh dunia," ujar Dwanty.
Diharapkan, profil panutan ini dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak perempuan untuk terus berani mengejar cita-cita dan meraih impiannya.
Pendiri Sokola Rimba tersebut awalnya kaget saat diberitahu akan dibuatkan boneka Barbie versi dirinya. Terlebih, menurutmya, penampilannya sungguh jauh dari tipikal Barbie biasanya.
Butet yang bolak-balik masuk hutan untuk mengajari anak-anak di sana merasa tampilannya sama sekali tak mirip dengan Barbie. Namun keraguan itu menguap setelah orang sekitarnya, termasuk suami dan teman-temannya, mendorongnya agar bisa memberikan contoh untuk generasi muda.
“Sebagai orang yang bekerja di mana profesi terinspirasi dari masa kecil, aku bisa bayangkan perasaan anak perempuan tentang cita-cita. Dulu aku berpikir ingin jadi Indiana Jones, tapi inspirasi itu begitu kuat,” ujarnya dalam panggilan video dari Belanda.
Sebagai kelanjutan dari program ini, Butet juga turut diberikan kepercayaan untuk mewakili Indonesia menjadi mentor dalam kelanjutan program Barbie Role Model, yakni You Can Be (YCB) A Champion for Change.
Melalui program YCB ini, nantinya setiap anak perempuan dapat memaksimalkan potensi mereka serta mendorong mereka untuk percaya bahwa kekuatan dan suara mereka dapat membawa perubahan di masa depan.
Baca Juga: 7 Potret Barbie Kumalasari Berhijab, Bukan Disanjung tapi Dihina Kurang Pantas
Program ini diikuti oleh anak perempuan berusia 5 – 12 tahun yang memiliki ide untuk membuat perubahan (changemaker) bagi sekitarnya. Peserta berasal dari berbagai negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.