Viral Kontes Kecantikan Putri Jawa Suriname, Kok Bisa Banyak Orang Jawa di Sana?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 11 Juli 2022 | 11:30 WIB
Viral Kontes Kecantikan Putri Jawa Suriname, Kok Bisa Banyak Orang Jawa di Sana?
Kontes Putri Jawa Suriname. (Dok: Facebook/Putri Jawa Suriname)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini viral sebuah kontes kecantikan yang diadakan di negara Suriname. Kontes ini dinamakan dengan Putri Jawa Suriname 2022 dan hanya diperuntukkan untuk perempuan Jawa.

Seperti yang dilansir dari laman Facebook resmi milik Putri Jawa Suriname 2022, kontes khusus ini baru pertama kali diadakan. Walaupun begitu, kontes ini tidak kalah menarik dibandingkan Putri Suriname pada umumnya.

Banyaknya orang Jawa di Suriname yang kemudian menjadi inspirasi terkuat diadakannya kontes kecantikan ini. Menariknya, untuk mengikuti kontes ini, hanya ada syarat terkait usia, sekitar 17 sampai 25 tahun.

Pertanyaannya kemudian, mengapa banyak orang Jawa di Suriname yang secara letak geografis sangat jauh? Dikutip dari Inside Indonesia, semua itu bisa ditarik pada zaman penghapusan perbudakan dan pentingnya sistem perkebunan di koloni ini.

Viral sebuah kontes bernama Putri Jawa Suriname tahun 2022, nama dari para pesertanya berhasil jadi sorotan (Facebook/PutriJawaSuriname)
Viral sebuah kontes bernama Putri Jawa Suriname tahun 2022, nama dari para pesertanya berhasil jadi sorotan (Facebook/PutriJawaSuriname)

Pada tahun 1863, pemerintah Belanda membebaskan lebih dari 33 ribu budak di Suriname. Setelah penghapusan ini, pihak berwenang mengikuti koloni Karibia lainnya dengan mengimpor pekerja kontrak dari British India untuk memasok perkebunan dengan tenaga kerja yang murah dan patuh.

Kontrak lima tahun tersebut merinci hak dan kewajiban para pemegang kontrak. Yang sangat penting bagi sistem kerja kontrak adalah apa yang disebut sanksi pidana. Kontrak itu memberi majikan hak untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap pekerja kontrak yang melanggar kontrak kerja mereka.

Antara tahun 1873 dan 1916 lebih dari 34 ribu orang Indian Britania datang ke Suriname. Namun, muncul keraguan tentang sumber kerja kontrak ini. Masalah utamanya adalah para imigran India Britania tetap menjadi warga negara asing, dan oleh karena itu sebagian besar penduduk Suriname akan segera menjadi orang Inggris.

Selain itu, subjek ini dapat mengajukan banding terhadap keputusan otoritas tertinggi Belanda dan meminta bantuan konsul Inggris, yang tidak akan meningkatkan kepatuhan angkatan kerja. Kekhawatiran tambahan adalah ketergantungan pada negara asing untuk tenaga kerja dan gerakan nasionalis yang berkembang di India, yang dengan keras menyerang sistem migrasi kontrak. Memang, di India sistem itu dihapuskan pada tahun 1916.

Beralih ke Jawa

Baca Juga: Ganjar Pranowo Pamer Foto Pas Salat Idul Adha, Warganet: Kang Fotonya Siapa

Jawa dianggap sebagai sumber tenaga kerja alternatif. Upaya awal untuk mengimpor orang dari Jawa menjadi sia-sia karena pemerintah Belanda tidak mengizinkan migrasi orang Jawa ketika ada kemungkinan untuk mendapatkan tenaga kerja di India.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI